Kompas TV internasional kompas dunia

Tak Mau Bergantung Energi Rusia, Boris Johnson Janjikan Bangun PLTN di Inggris

Kompas.tv - 2 September 2022, 01:05 WIB
tak-mau-bergantung-energi-rusia-boris-johnson-janjikan-bangun-pltn-di-inggris
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson saat memberikan pidato tentang keamanan energi di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Sizewell di Suffolk, Inggris, Kamis (1/9/2022). (Sumber: Chris Radburn/PA via AP)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Hariyanto Kurniawan

LONDON, KOMPAS.TV – Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson menjanjikan kucuran dana pemerintah senilai 700 juta pounds atau Rp12 triliun untuk pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), Kamis (1/9/2022). PLTN ini direncanakan merupakan bagian upaya meningkatkan keamanan energi Inggris. 

Melansir Associated Press, Johnson menyatakan, melejitnya harga gas dunia akibat invasi Rusia di Ukraina menunjukkan perlunya lebih banyak PLTN di Inggris.

PLTN yang disebut Sizewell C itu akan dibangun di pesisir timur Inggris di Suffolk. Perusahaan energi Prancis EDF, yang akan mendanai sebagian proyek itu, mengatakan PLTN itu dapat menghasilkan listrik berkarbon rendah selama setidaknya 60 tahun saat proyek itu rampung.

Baca Juga: Jerman Resmi Tutup Tiga Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Tiga PLTN Tersisa akan Ditutup Akhir 2022

PLTN itu dilaporkan akan menelan dana sekitar 20 miliar pounds atau Rp342 triliun. Pemerintah Inggris telah memberikan lampu hijau pembangunan PLTN itu pada Juli, dan pembicaraan tentang pendanaan proyek itu masih terus berlanjut.

“Ya, nuklir selalu tampak relatif mahal untuk dibangun dan dikelola,” ujar Johnson dalam pidato kebijakan utama finalnya sebagai perdana menteri. 

“Tapi lihatlah apa yang terjadi hari ini, lihatlah hasil perang Putin. (PLTN) ini tentu jadi murah jika dibandingkan dengan (polusi) hidrokarbon hari ini,” ujarnya.

“Sebagai seseorang yang akan menyerahkan jabatan, saya menyerukan untuk memilih nuklir, berkembang bersama Sizewell C,” imbuhnya.


Johnson akan lengser secara resmi pada Selasa (6/9), dan menyerahkan kekuasaan pada antara Menteri Luar Negeri Liz Truss atau mantan kepala Keuangan Rishi Sunak. Keduanya jadi finalis kandidat pemimpin Inggris dari Partai Konservatif.

Banyak warga Inggris yang menanti gebrakan pengganti Johnson untuk membantu mereka mengatasi kesulitan keuangan yang dialami jutaan orang. Mereka berjuang menghangatkan rumah mereka pada musim dingin yang menjelang di tengah kenaikan harga energi hingga 80 persen mulai Oktober.

Baca Juga: Jepang Mau Buang 1 Juta Ton Air PLTN Fukushima ke Laut, China dan Korea Selatan Protes Keras

Inggris sendiri ingin mengurangi ketergantungannya pada impor minyak dan gas, dan membangun pembangkit listrik yang lebih murah dan bersih di dalam negeri.

Pemerintah Inggris menyatakan ingin 95 persen listrik Inggris berasal dari sumber berkarbon rendah pada 2030.




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x