BERLIN, KOMPAS.TV - Panglima Angkatan Bersenjata Jerman (Bundeswehr) Jenderal Eberhard Zorn menyatakan bahwa pasukan Rusia berpeluang menciptakan “palagan perang kedua” di Ukraina. Hal tersebut disampaikan Zorn di tengah eskalasi pertempuran di sekitar Kherson, front selatan Ukraina.
Jenderal Jerman itu menyebut potensi Rusia untuk membuka palagan perang kedua tak bisa diremehkan.
Palagan perang sendiri adalah medan tempat peristiwa-peristiwa militer penting terjadi atau mengalami progres. Sebuah palagan perang bisa termasuk keseluruhan ruang udara, darat, dan laut yang dilibatkan dalam operasi peperangan.
“Bagian terbesar pasukan darat Rusia mungkin terikat di Ukraina pada saat ini, tetapi, meskipun begitu, kita tidak boleh meremehkan potensi pasukan darat Rusia membuka palagan kedua perang,” kata Jenderal Zorn dikutip The Guardian, Rabu (31/8/2022).
Baca Juga: Ukraina Klaim Serangan Balik ke Kherson Berhasil, Dibantah Rusia
Perwira militer berusia 62 tahun itu menggarisbawahi, Moskow masih punya pasukan cadangan berjumlah substansial. Rusia pun masih memiliki angkatan laut dan angkatan udara yang siap diterjunkan.
“Sebagian besar angkatan Laut Rusia belum diterjunkan ke dalam perang di Ukraina, dan angkatan udara Rusia masih punya potensi signifikan juga, yang mana menghadirkan ancaman terhadap NATO juga,” kata Zorn.
Menurutnya, Rusia punya kapabilitas yang “sangat bagus” jika ingin memperluas konflik Ukraina secara regional.
Lebih lanjut, Zorn mengakui bahwa dinamika serangan Rusia di Ukraina telah melambat. Namun, ia menegaskan pasukan Moskow masih menekan dengan mantap dan disokong tembakan artileri yang masif.
Jenderal Zorn pun menduga Rusia tidak akan kehabisan amunisi dalam waktu dekat, mengindikasikan gerak ofensif ke timur dan selatan Ukraina masih akan berlangsung lama.
“Rusia punya kuantitas amunisi yang luar biasa dalam kondisi siap diterjunkan. Amunisi ini sebagiannya tua dan sangat tidak akurat, tetapi inilah tepatnya yang menyebabkan kehancuran hebat infrastruktur sipil. Mereka (Rusia) menembakkan sekitar 40.000 hingga 60.000 amunisi artileri tiap hari,” pungkas Zorn.
Baca Juga: Dianggap Sulit Takluk pada Tekanan Barat, Menlu Rusia Sanjung Gerakan Non-Blok
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.