JAKARTA, KOMPAS.TV – Presiden terakhir Uni Soviet Mikhail Gorbachev, meninggal dalam usia 91 tahun, Selasa (30/8/2022). Semasa hidupnya, Gorbachev dikenal sebagai pencetus “glasnost” dan “perestroika”. Apa itu glasnost dan perestroika, yang sering disebut sebagai penyebab runtuhnya Uni Soviet?
Salah satu penyebab runtuhnya Uni Soviet salah satunya adalah faktor ekonomi dan politik yang tidak stabil pada tahun 1980-an. Gorbachev yang merupakan Presiden Uni Soviet pada saat itu berusaha memperbaikinya dengan kebijakan glasnost dan perestroika. Dari segi bahasa, glasnost berarti keterbukaan dan transparansi.
Seperti dikutip dari Kompas.com, kebijakan ini mulai dilaksanakan pada 1980-an, saat Gorbachev masih menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet. Glasnost adalah kebijakan keterbukaan pada semua bidang di institusi pemerintahan Uni Soviet, termasuk kebebasan informasi. Kebijakan ini bertujuan untuk memerangi penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh para pemegang kekuasaan di Partai Komunis atau di pemerintahan.
Baca Juga: Pemimpin Terakhir Uni Soviet Mikhail Gorbachev Meninggal Dalam Usia 91 Tahun
Karena adanya kebijakan ini, Uni Soviet yang awalnya terkenal sangat tertutup, mulai terbuka. Media pun mulai berani memberitakan berbagai permasalahan yang dihadapi negara, baik di bidang ekonomi atau politik. Kebijakan Glasnost juga membuat nasionalisme semakin berkembang.
Selain glasnost, Gorbachev juga memberlakukan kebijakan perestroika. Secara bahasa, perestroika berarti restrukturisasi. Kebijakan ini bertujuan untuk mereformasi birokrasi dan ekonomi Uni Soviet yang mengalami kemerosotan.
Dalam rancangannya, perestroika berusaha untuk meningkatkan otonomi daerah di wilayah Uni Soviet yang sangat luas. Dalam bidang ekonomi, perestroika berusaha untuk mengurangi system ekonomi terpusat. Selain itu, perestroika juga bertujuan untuk menyaingi kemajuan pesat Amerika Serikat dan Jepang di tahun 1970an.
Perestroika merupakan awal mula Gerakan demokrasi menuju reformasi di Uni Soviet akibat kegagalan ekonomi. Melalui kebijakan perestroika, untuk pertama kalinya Uni Soviet memisahkan ideologi komunisme menuju keterbukaan. Namun pada akhirnya, kebijakan ini berdampak pada munculnya perdebatan politik dan membuka jalan pada ekonomi kapitalisme baru.
Kebijakan glasnost dan perestroika mengubah wajah Uni Soviet menjadi lebih ramah dan terbuka. Perubahan ini disambut baik oleh negara-negara barat. Seperti dikutip dari The Associated Press, Gorbachev bahkan mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian tahun 1990 untuk perannya mengakhiri perang dingin. Tahun-tahun terakhir kepemimpinan Gorbachev dihabiskan dengan mengumpulkan berbagai penghargaan dari penjuru dunia.
Namun demikian, di Uni Soviet sendiri dia dibenci karena dianggap sebagai biang keladi pecahnya Uni Soviet menjadi 15 negara.
Sumber : Kompas.com, The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.