LONDON, KOMPAS.TV — Hari ini, 25 tahun lalu, Putri Diana dari Inggris meninggal dalam kecelakaan tragis di sebuah terowongan di bawah Place de l'Alma pusat kota Paris, Prancis. Tepatnya pada 31 Agustus 1997, dini hari.
Kecelakaan itu terjadi ketika pengemudi Diana, Henri Paul, kehilangan kendali atas mobil dan bertabrakan dengan sebuah kolom di tengah terowongan.
Diana meninggal setelah sempat dilarikan ke rumah sakit. Sementara rekannya, Dodi al-Fayed, dan pengemudi Mercedes-Benz W140, Henri Paul, dinyatakan meninggal di tempat kejadian.
Kisah Puteri Diana, meskipun penuh dengan kontroversi, namun kematiannya telah membawa banyak perubahan bagi keluarga kerajaan Inggris.
Dari seorang guru TK yang lugu dan pemalu, kemudian bertransformasi menjadi selebriti glamor yang memberi penghiburan kepada pasien AIDS dan berkampanye untuk penghapusan ranjau darat. Namun hidupnya harus berakhir dalam usia yang sangat muda, 36 tahun.
"Saya pikir kita perlu mengingatkan diri kita sendiri bahwa dia mungkin wanita paling terkenal di dunia berbahasa Inggris, selain Ratu Elizabeth II sendiri," kata sejarawan Ed Owens.
“Mengingat persona selebritas besar yang telah dia kembangkan, tidak bisa dipadamkan dalam semalam. Kematiannya yang tragis pada usia yang begitu muda, benar-benar menjadi kejutan besar bagi banyak orang,” ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.
Namun kematiannya membawa perubahan abadi bagi keluarga kerajaan Inggris. Salah satunya adalah Diana membantu menjembatani kesenjangan antara tradisi kaku Inggris selama berabad-abad, menjadi negara multikultural baru di era internet.
Baca Juga: Yuk, Intip Keseruan Perayaan 70 Tahun Ratu Elizabeth II Bertahkta di Kerajaan Inggris!
Pada saat kematiannya, ada curahan kesedihan dari publik yang begitu besar dari public. Warga Inggris meratapi kematiannya dan mendatangi kediamananya di Istana Kensington.
Mereka menangisi kepergian orang yang bahkan belum pernah mereka temui secara langsung. Kejadian ini memaksa para bangsawan untuk mengakui bahwa sentuhan umum Diana telah terhubung dengan orang-orang dengan cara yang belum terpikirkan oleh House of Windsor.
Pelajaran-pelajaran itu telah mengilhami bangsawan lain, termasuk putra-putra Diana, Pangeran William dan Harry, untuk menjadi lebih informal dan mudah didekati. Sebagai buktinya, lihatlah konser mewah yang menjadi perayaan inti dari Platinum Jubilee bulan Juni lalu untuk merayakan 70 tahun sang ratu di atas takhta.
Ada band rock dan penyanyi opera, penari dan laser yang melukis gambar corgis di langit. Tapi tepuk tangan terbesar adalah untuk Elizabeth sendiri.
Dalam video perayaan, Ratu Elizabeth berbagi teko teh bersama dengan Paddington Bear. Dia kemudian memecahkan misteri lama dan mengungkapkan apa yang dia simpan di dalam tas hitamnya yang terkenal: Sandwich selai jeruk, yang dimakan hanya untuk keadaan darurat.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.