GUJARAT, KOMPAS.TV - Demonstrasi besar-besaran terjadi di seluruh India setelah pemerintah membebaskan 11 pelaku pemerkosaan berkelompok.
Ke-11 orang tersebut merupakan pelaku pemerkosaan berkelompok dari seorang perempuan Muslim, Bilkis Bano, pada 2002.
Apalagi, 14 anggota keluarga Bano juga terbunuh saat kerusuhan keagamaan di Gujarat saat itu.
Mereka sebelumnya dihukum penjara seumur hidup.
Baca Juga: Keki Karena AS Kembali Kirim Senator ke Taiwan, China Gelar Pasukan dan Latihan Militer Dadakan
Namun, Pemerintah India memutuskan membebaskan mereka setelah dipenjara selama 15 tahun.
Pria dan perempuan meneriakan slogan yang meminta pemerintah untuk membalikkan keputusan membebaskan sang pemerkosa.
“Apa yang terjadi pada Bilkis Bano, apa yang terjadi dengan keluarganya, kami tak bisa membiarkannya dan melihat itu terjadi di negara kami. Itu sebabnya kami dating bersama, dan menaikkan suara kami,” kata bintang film India dan pegiat hak perempuan, Shabana Azmi dikutip dari BBC, Sabtu (27/8/2022).
Seorang demonstran yang juga pelajar, Aditi pun mengungkapkan kekhawatirannya atas pembebasan ini.
“Kebencian terhadap perempuan dan patriarki ini telah tumbuh begitu banyak dan telah dinormalisasikan, sampai-sampai sekarang pemerkosaan adalah hal yang normal bagi orang-orang,” tuturnya.
Baca Juga: Polisi India Diduga Perkosa Korban Pemerkosaan yang Melapor Kepadanya
Terpisah, lebih dari 100 pensiunan pegawai negeri sipil menuliskan kepada Kepala Kehakiman India untuk mengatakan pembebasan para pemerkosa itu akan memberikan dampak menyeramkan atas keselamatan seluruh perempuan.
Keputusan untuk membebaskan para pemerkosa itu diumumkan pada 15 Agustus lalu oleh Pemerintah Gujarat. Saat India merayakan kemerdekaannya yang ke-75.
Bilkis Bano sendiri mengungkapkan keputusan untuk membebaskan para pria itu tidak adil.
Hal itu juga telah membuat kepercayaannya terhadap hukum menjadi terguncang.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.