KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyebut Eropa nyaris alami bencana kebocoran radiasi nuklir, Kamis (25/8/2022).
Zelenskyy mengungkapkan hal itu nyaris terjadi karena salah satu jaringan listrik PLTN Zaporizhzhia yang diduduki Rusia, sempat tak tersambung.
PLTN Zaporizhzhzia merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, sehingga dampaknya diyakini bakal mengenai benua biru itu.
Namun, Zelenskyy menegaskan bahaya bisa dihindari setelah listrik cadangan mampu dihidupkan dan PLTN Zaporizhzhia bisa kembali beroperasi.
Baca Juga: Bersiap untuk Pertempuran Panjang, Putin Kerahkan Pasukan Tambahan di Ukraina
Dikutip dari BBC, sebuah kebakaran diyakini merusak saluran listrik, memadamkan pembangkit listrik.
Ada kekhawatiran yang berkembang atas pertempuran di dekat kompleks PLTN tersebut.
“Jika generator diesel tak menyala, jika otomatisasi dan staf pabrik kami tak bereaksi setelah pemadaman, maka kami akan dipaksa mengatasi konsekuensi dari kecelakaan radiasi,” ujar Zelenskyy memperingatkan.
Menurut Badan Nuklir Negara Ukraina, kerusakan itu disebabkan oleh kebakaran, sehingga mengganggu saluran listrik yang menghubungkan pembangkit itu.
Insiden itu pun memutuskan aliran listrik di Zaporizhzhia untuk pertama kalinya dalam sejarah.
“Akibatnya, dua unit tenaga kerja stasiun terputus dari jaringan,” kata pejabat Kiev.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memperingatkan bahwa memiliki pasokan listrik off-site yang aman dari jaringan sangat penting untuk memastikan keselamatan nuklir.
Berdasarkan gambar satelit terlihat adanya kebakaran hebat di sekitar kompleks nuklir.
Baca Juga: Mantan Presiden Ukaina Sebut Putin Sudah Kalah: Tapi Kita Juga Belum Menang
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyalahkan penembakan yang dilakukan Rusia.
Ia menuduh Moskow telah menempatkan Ukraina dan Eropa selangkah lagi dari bencana.
Namun Gubernur lokal yang ditunjuk Rusia, Yevgeny Balitsky, menyalahkan militer Ukraina atas serangan tersebut.
Ia menuduh mereka menyebabkan pemadaman listrik di wilayah tersebut.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.