ISTANBUL, KOMPAS.TV - Asosiasi bisnis utama Turki memastikan mereka menerima surat dari Departemen Keuangan AS yang memperingatkan kemungkinan sanksi jika terus melakukan bisnis dengan Rusia, seperti laporan Arab News, Kamis (25/8/2022).
Washington semakin khawatir bahwa pemerintah dan bisnis Rusia menggunakan Turki untuk menghindari pembatasan keuangan dan perdagangan Barat yang diberlakukan sebagai tanggapan atas serangan Rusia ke Ukraina enam bulan lalu.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi pada pertemuan puncak di resor Laut Hitam Sochi awal bulan ini.
Data resmi menunjukkan nilai ekspor Turki ke Rusia antara Mei dan Juli tumbuh hampir 50 persen dari angka tahun lalu.
Impor minyak Rusia dari Turki juga membengkak dan kedua belah pihak sepakat untuk beralih ke pembayaran rubel untuk gas alam yang diekspor oleh raksasa terkait Kremlin, Gazprom.
Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo melakukan kunjungan langka ke Ankara dan Istanbul pada bulan Juni untuk mengungkapkan kekhawatiran Washington bahwa oligarki Rusia dan bisnis besar menggunakan entitas Turki untuk menghindari sanksi Barat.
Baca Juga: Turki dan Indonesia Tawarkan Fasilitasi Pertemuan Putin-Zelenskyy, Dubes Rusia di PBB: Belum Bisa
Anggota NATO Turki, yang berhubungan baik dengan Moskow dan Kyiv, mencoba untuk tetap netral dalam konflik dan menolak untuk bergabung dengan rezim sanksi yang dipimpin Amerika Serikat, Uni Eropa, NATO dan sekutunya.
Adeyemo menindaklanjuti dengan sepucuk surat kepada asosiasi bisnis TUSIAD Turki dan Kamar Dagang Amerika di Turki yang memperingatkan bahwa perusahaan dan bank sendiri dalam bahaya.
TUSIAD mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Selasa bahwa surat tersebut telah diteruskan ke kementerian luar negeri dan keuangan Turki.
Sumber : Arab News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.