JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan, ada beberapa penyebab naiknya harga telur hinga Rp33.000 per kg. Mulai dari afkir dini atau upaya mengurangi produksi indukan yang dilakukan peternak, hingga program bantuan sosial (bansos).
Berdasarkan data Info Pangan Jakarta, harga rata-rata telur per 24 Agustus 2022 di Jakarta sebesar Rp31.000, harga tertinggi ada di Pasar Petojo Ilir sebesar Rp35.000 dan harga terendah ada di Pasar Kendaraan SS sebesar Rp28.000 per kg.
Sedangkan untuk nasional, harga rata-rata telur berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis adalah sebesar Rp31.000 per kg. Harga tertinggi berada di Merauke sebesar Rp54.000, kemudian di Gorontalo tercatat sebesar Rp36.000 per kg.
Baca Juga: Mendag Bilang Harga Telur Jangan Diributkan, IKAPPI: Ini Jeritan Emak-emak
"Kemensos kebetulan merapel programnya tiga bulan sekaligus. Telur lagi dibeli. Jadi satu afkir dini, kedua Kemensos bantuan tiga bulan dirapel. Bantuan telurnya banyak, jadi (harga) naik," kata Zulhas dikutip dari Antara, Rabu (24/8/2022).
Menurut Zulhas, peternak banyak melakukan afkir dini karena sebelumnya harga telur turun menjadi Rp25.000 sampai Rp26.000 per kilogram.
Rendahnya harga membuat peternak memotong ayam petelur, guna mengurangi produksi indukan agar tidak bertelur dan menjadi bibit ayam.
Zulhas menyatakan, pihaknya akan segera memanggil pelaku usaha pada tingkat peternakan petelur "day old chicken" (DOC).
Baca Juga: Kenaikan Harga Telur Berlanjut Sampai September, Peternak: Ada Dugaan Pemain Besar
"Mudah-mudahan tiga minggu sampai satu bulan mendatang sudah mulai turun lagi tapi dengan harga yang wajar. Konsumen beli tidak berat tapi peternaknya tidak rugi," ujarnya.
Zulhas menyebut, seharusnya harga telur saat ini berada di kisaran Rp28.000 sampai Rp29.000 per kilogram.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.