PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Di kampung tambak lorok sendiri SPBN sudah lama tutup atau tak berfungsi sejak tahun 2015. Padahal di Semarang, sejauh ini tercatat ada 1400 nelayan yang setiap harinya membutuhkan BBM bersubsidi untuk melaut.
Lokasi SPBN yang jauh dari perkampungan nelayan membuat mereka terpaksa harus mencari BBM jauh bahkan ada pula yang membeli BBM eceran. Setiap perahu nelayan membutuhkan 30 hingga 60 liter per harinya untuk mencari ikan di laut.
Ketua DPD Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia, KNTI Kota Semarang, Slamet Ari Nugroho berharap pemerintah memperhatikan keinginan nelayan akan BBM bersubsidi untuk operasional dengan membangun SPBN dekat dengan nelayan.
Di tambak lorok, KNTI Semarang sudah mengajukan beberapa alternatif lokasi namun hingga kini belum ada kejelasan terkait SPBN tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.