JAKARTA, KOMPAS.TV - Di sepanjang Maret sampai Juli, tren harga minyak dunia selama 5 bulan selalu di atas USD 100 per barel, bahkan harga minyak dunia pecah rekor di tahun ini, level tertinggi untuk jenis West Texas Intermediate sempat menyentuh level USD 112 per barel.
Kenaikan harga minyak dunia membuat harga minyak acuan Indonesia, Indonesia Crude Price Oil ikut naik.
Namun di saat yang sama, harga BBM subsidi tak dinaikkan, bahkan anggaran subsidinya malah ditambah.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan jika harga BBM di Indonesia sebenarnya terlalu murah dibanding negara lain.
Subsidi ini sebenarnya dianggarkan untuk membantu masyarakat menengah ke bawah.
Baca Juga: Tanggapi Rencana Kenaikan Harga BBM Subsidi, PKS: Ibu Rumah Tangga dan Emak-Emak yang Tanggung Beban
Tapi pada faktanya, yang banyak minum subsidi adalah masyarakat yang sebenarnya mampu.
BBM subsidi yang menurut undang-undang diamanatkan untuk kelompok masyarakat miskin malah lebih banyak dinikmati masyarakat kaya sebanyak 80 persen dari total subsidi.
Sementara warga miskin hanya 20 persen yang mendapat subsidi.
Maka apakah lebih baik anggaran yang salah sasaran ini diubah bentuknya menjadi anggaran perlindungan sosial untuk tetap bisa mempertahankan daya beli masyarakat, sekaligus menjaga tren pemulihan ekonomi nasional.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.