JAKARTA, KOMPAS.TV- Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Indonesia (PPRN) Alvino Antonio menyatakan, harga telur mulai naik signifikan pada sejak 10 Agustus 2022 lalu, sebesar Rp1.500. Sehingga kini harga telur mencapai Rp33.000 per kg.
Menurutnya, kenaikan itu akibat adanya pencairan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
"Itu karena ada bansos. Ada serapan dari pemerintah lewat Kemensos, berupa barang. Telur itu bisa diambil di toko-toko yang ditunjuk," kata Alvino kepada Presenter Kompas TV Timothy Marbun, dalam dialog Sapa Pagi, Rabu (24/8/2022).
"Jadi demand nya naik saat suplai kurang," tambahnya.
Alvino menjelaskan, pasokan ayam petelur yang dimiliki peternak berkurang akibat pandemi. Apalagi saat harga telur sempat anjlok hingga Rp18.000 per kg beberapa waktu lalu. Banyak peternak yang gulung tikar.
Baca Juga: Harga Telur mahal, Peternak: Tidak Sepenuhnya Untung
Namun, Ia juga menduga ada pihak yang memang sengaja memainkan harga telur dalam kondisi saat ini.
"Info yang kami terima, sempat ada pembeli yang mau memborong telur seharga Rp29.000 dalam jumlah besar. Namun peternak tidak sanggup memenuhinya," ungkap Alvino.
"Ada dugaan pemain besar yang mau naikkan harga. Karena telur kan tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama," lanjutnya.
Alvino menyampaikan, dalam kondisi normal harga telur di tingkat konsumen seharusnya lebih mahal hanya sekitar Rp3.000-Rp4.000 per kg. Lantaran ada faktor penyusutan dan biaya transportasi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.