JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo mengatakan ketidakpastian ekonomi global tidak semakin gampang, justru kian rumit.
Saat ini, kata Jokowi, lembaga-lembaga internasional memperkirakan 66 negara akan ambruk ekonominya dari semula hanya sembilan negara.
“Dan satu per satu sudah mulai. Inilah yang kita hadapi sekarang, sebuah keadaan dan situasi yang tidak mudah, situasi yang sangat-sangat sulit,” ucap Presiden Jokowi dalam pengarahannya kepada KADIN se-Indonesia, Selasa (23/8/2022).
“Dan bertubi-tubi mulai dari krisis kesehatan karena pandemi, masuk ke krisis pangan, masuk lagi ke krisis energi, masuk ke krisis keuangan, tidak mudah. Untuk pangan saja, sangat mengerikan.”
Baca Juga: Kepada Mahfud MD, Arteria Singgung Tito Karnavian dan Yasonna H Laoly yang Diam di Kasus Ferdy Sambo
Presiden Jokowi kemudian menceritakan tentang bagaimana kunjungan beberapa bulan lalu ke Ukraina dan Rusia.
Semula, Presiden Jokowi berharap kehadirannya bisa menjadi ruang dialog bagi Rusia dan Ukraina yang tengah berkonfllik, namun fakta di lapangan tidak memungkinkan.
“Saat saya ke Ukraina kemudian ke Rusia ketemu Presiden Zelenskyy dan selama satu setengah jam, saya berbicara. Dengan Presiden Putin, dua setengah jam saya berbicara. Saya melihat, saya sebetulnya ingin agar-agar ruang dialog, tapi saya lihat di lapangan sulit,” ujar Jokowi.
“Untuk mempertemukan dalam sebuah ruang dialog antara Presiden Putin dan Presiden Zelenskyy sehingga saya berbelok saat itu saat belokan ke urusan krisis pangan saja, sudah saya mau berbicara ini.”
Baca Juga: Kepada Mahfud MD, Arteria Singgung Tito Karnavian dan Yasonna H Laoly yang Diam di Kasus Ferdy Sambo
Dari pertemuannya dengan Presiden Zelenskyy, Jokowi mengatakan Ukraina memiliki stok 77 juta ton gandum.
Angka tersebut merupakan stok awal yang berjumlah 22 juta ditambah panen baru 55 juta ton.
“Presiden Ukraina menyampaikan bahwa di Ukraina sendiri ada stok 22 juta ton ditambah lagi panen baru 55 juta ton artinya 77 juta ton ada di Ukraina,” katanya.
“Ditambah di Rusia, saya tanya ke Presiden Putin, ada berapa sih gandum di Rusia, 130 juta ton, Artinya total 2 negara itu sudah 207 juta ton. Kita ini makan beras hanya 31 juta per tahun, ini 207 juta ton nggak bisa keluar.”
Baca Juga: Mahfud MD Jawab Tantangan Desmon J Mahesa soal Pembubaran Kompolnas: DPR yang Buat, Bubarkan Saja
Akibatnya, kata Jokowi, sejumlah negara yang bergantung dari Rusia atau Ukraina untuk komoditas gandum, kini menghadapi situasi sulit.
“Bisa bayangkan, negara-negara yang mengimpor dari sana terutama Afrika betul-betul saat ini berada pada kondisi yang sangat sulit,” kata Jokowi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.