KOTA MEKSIKO, KOMPAS.TV - Otoritas federal Meksiko menangkap mantan jaksa agung, Jesus Murillo Karam, pada Jumat (19/8/2022).
Associated Press melaporkan, ia didakwa terlibat penghilangan paksa 43 mahasiswa sebuah institut keguruan berhaluan sayap kiri radikal di Iguala, negara bagian Guerrero pada 2014 silam.
Selain menangkap Murillo Karam, kejaksaan federal Meksiko juga menerbitkan perintah penangkapan 20 perwira militer, lima pejabat daerah, 33 personel kepolisian daerah, 11 polisi negara bagian, serta 14 anggota geng kriminal, terkait kasus ini.
Ini adalah penangkapan pertama seorang mantan jaksa agung di Meksiko sepanjang sejarah. Juga, penangkapan massal terbesar tentara Meksiko oleh otoritas kejaksaan sipil.
Murillo Karam sendiri menjadi jaksa agung dalam pemerintahan Presiden Enrique Pena Nieto sejak 2012 hingga 2015.
Jaksa Agung yang sekarang, Alejandro Gert Manero, menyebut pendahulunya itu dijerat pasal penyiksaan, penyalahgunaan wewenang, dan penghilangan paksa.
Penangkapan ini terjadi hanya sehari setelah komisi kebenaran peristiwa Iguala menyebut tentara Meksiko turut bertanggung jawab dalam kasus ini.
Komisi itu menyebut seorang serdadu menyusup ke dalam kelompok mahasiswa yang diculik dan tentara yang berjaga di sekitar lokasi penculikan tidak berbuat apa pun kendati tahu kejadiannya.
Baca Juga: Kekerasan dan Penghilangan Paksa Peristiwa Mei 98 | Dua Dekade Mencari Jawab - BERKAS KOMPAS (1)
Pada 2014 silam, anggota geng narkoba, polisi korup, dan tentara disebut berkonspirasi menculik mahasiswa di Iguala. Namun, motif penghilangan paksa ini masih menjadi perdebatan delapan tahun usai kejadian.
Sebanyak 43 mahasiswa itu diculik dalam pembajakan bus di dekat sebuah markas tentara pada 26 September 2014. Hingga kini, tidak ada bukti yang menunjukkan indikasi bahwa para mahasiswa itu masih hidup.
Para mahasiswa itu tak kunjung ditemukan. Namun, fragmen-fragmen tulang hangus yang disebut berasal dari tiga mahasiswa yang diculik, telah ditemukan.
Kecurigaan terhadap Murillo Karam telah dilontarkan oleh Jaksa Agung Gert Manero sejak 2020 lalu. Manero menyebut pendahulunya terlibat dalam “orkestrasi trik media yang masif” dan secara umum memimpin upaya “menutup-nutupi kasus ini.”
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.