MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk datang dan memeriksa kompleks Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina.
Kremlin mengumumkan hal tersebut setelah Putin berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Pengumuman tersebut sekaligus menepis ketakutan yang sempat diungkapkan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Guterres mengaku khawatir dengan serangan yang kerap terjadi selama beberapa pekan terakhir di PLTN terbesar di Eropa tersebut.
Baca Juga: Rusia Umumkan Hentikan Total Pasokan Gas ke Eropa selama Tiga Hari karena Perawatan Rutin
Ia menegaskan aktivitas militer di Zaporizhzhia harus secepatnya diakhiri dan menekan Moskow memberikan akses untuk dilakukan pemeriksaan.
Lokasi tersebut berada di bawah pendudukan Rusia sejak Maret, tetapi teknisi Ukraina masih mengoperasikannya di bawah perintah Rusia.
Kremlin mengatakan Putin setuju untuk memberikan bantuan yang diperlukan untuk memeriksa kawasan PLTN tersebut kepada tim pemeriksa PBB.
“Kedua pemimpin (Putin dan Macron) mencatat pentingnya mengirim ahli dari IAEA (Badan Energi Atom Internasional) ke PLTN untuk memeriksa situasi di lapangan,” bunyi pernyataan Kremlin dikutip dari BBC, Sabtu (20/8/2022).
Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi menyambut baik pernyataan Putin, dan mengatakan ia siap memimpin kunjungan ke PLTN Zaporizhzhia.
Baca Juga: PBB Ketakutan dengan Pertempuran di PLTN Zaporizhzhia: Kerusakan Adalah Bunuh Diri
“Dalam situasi yang sangat bergejolak dan rapuh ini, sangat penting untuk tak mengambil tindakan baru yang membahayakan keselamatan dan keamanan salah satu pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di dunia,” katanya.
Pejabat Ukraina mengatakan Rusia telah mengubah kompleks PLTN tersebut sebagai markas militer.
Mereka menuduh Rusia menempatkan peralatan militer, senjata dan sekitar 500 tentara dan menggunakan fasilitas itu sebagai tameng untuk menyerang kota di sekitar sungai Dniper.
Pada beberapa pekan terakhir, penyerangan artileri berat mendera PLTN Zaporizhzhia, sementara Ukraina serta Rusia saling menyalahkan atas serangan tersebut.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.