KOMPAS.TV, LAMPUNG – Menjelang Kemerdekaan ke-77, ratusan petani singkong menggelar unjuk rasa di gedung DPRD Lampung Utara yang berakhir ricuh pada Selasa (16/7/2022) kemarin.
Bukan tanpa alasan, aksi ini dilakukan guna menuntut standar harga singkong, yakni senilai 1.500 rupiah per kilogram.
Koordinator aksi petani singkong Rizki Apriyansah Abung mengungkapkan, selain standarisasi harga singkong, ia juga menuntut kejelasan tentang pajak pabrik singkong, serta jaminan ketersediaan pupuk subsidi.
Baca Juga: Sempat Mahal, Harga Bawang Merah Kini Turun 35 Ribu/Kg
“Kami minta standar harga singkong Lampung Utara 1.500 rupiah. Kedua, kita minta potongan singkong 6-10 persen. Ketiga, kami minta Pemkab Lampung Utara melalui dinas pertanian segera konsolidasi kenapa pupuk subsidi hilang di Lampung Utara,” ujar Rizki.
"Ketika tuntutan itu tidak terwujud, maka kami pastikan kami ramai-ramai akan datang lagi," tegasnya.
Aksi saling dorong pun terus terjadi antara massa aksi dengan petugas Satpol PP hingga ketua DPRD dan Wakil Bupati Lampung Utara Ardian Saputra yang sedang melakukan rapat paripurna pun akhirnya menemui massa aksi.
Dalam hal ini, ia mengatakan akan mencari solusi atas tuntutan yang disampaikan oleh para petani singkong.
“Mudah-mudahanlah bisa tercapai. Minimal, ada win win solution antara pabrik dan petani singkong,” ucapnya.
Baca Juga: Semarak Pawai Obor di Lampung Selatan Meriahkan HUT ke-77 RI
Untuk diketahui, unjuk rasa yang digelar ini didasari lantaran harga jual singkong yang menurun sejak beberapa bulan terakhir. Petani pun mengeluhkan harga jual yang tidak sebanding dengan biaya tanam yang dikeluarkan.
#demopetanisingkong #ricuh #hargasingkong
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.