Kompas TV bisnis kebijakan

Minyak Sawit dan Terigu Mahal, Produsen Mi Instan di Thailand Minta Izin Naikkan Harga

Kompas.tv - 16 Agustus 2022, 09:21 WIB
minyak-sawit-dan-terigu-mahal-produsen-mi-instan-di-thailand-minta-izin-naikkan-harga
Ilustrasi mi instan. (Sumber: Shutterstock)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

BANGKOK, KOMPAS.TV- Produsen mi instan di Thailand meminta pemerintah negara tersebut, untuk mengizinkan  mereka menaikkan harga. Pasalnya, mereka sudah terbebani dengan kenaikan biaya produksi.

Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (16/8/2022), jika pemerintah Thailand menyetujuinya, itu akan menjadi kenaikan  harga mi instan pertama dalam 14 tahun terakhir.

Di Thailand, mi instan sudah seperti makanan pokok mengingat warganya sangat gelar mengonsumsinya. Saking besarnya konsumsi mi instan di Negeri Gajah Putih, harganya diatur oleh pemerintah bersama dengan sejumlah makanan pokok lainnya.

Baca Juga: Harga Mie Instan Bakal Naik 3 Kali Lipat, Berikut Daftar Harga Terbaru di Warung

Kini, 5 produsen mi instan terbesar di negara itu, termasuk Mama, Wai Wai, dan Nissin Jepang sedang meminta persetujuan Kementerian Perdagangan untuk menaikkan harga produk mereka.

Mereka mengajukan kenaikan harga dari 6 baht atau 0,17 dollar WS, atau setara Rp 2.499 (Kurs Rp 14.700), menjadi 8 baht atau 0,23 dollar AS atau setara Rp 3.381.


 

"Harga minyak telah meningkat pesat akibat konflik Rusia-Ukraina. Harga tepung terigu dan minyak sawit juga telah meningkat tajam," kata Wakil Presiden Pabrik Produk Makanan Thailand Weera Napapruekchat.

Baca Juga: Pengabdi Mi Instan Tenang, Mendag dan Direktur Indofood Bilang Harganya Takkan Naik 3 Kali Lipat

Jika perusahaan lanjut menjual mi instan dengan harga saat ini, maka akan terus merugi. Perusahaan juga sudah menjual rugi untuk beberapa jenis produk.

Jika Kemendag Thailand menolak usulan kenaikan harga, sejumlah produsen akan mengurangi penjualan di Thailand dan beralih ke pasar luar negeri yang sudah menaikkan harga.

Sementara Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Thailand Wattanasak Sur-iam mengatakan, pemerintah akan mempertimbangkan proposal berdasarkan kasus per kasus dan mencarikan solusi terbaik bagi konsumen dan produsen.

Pemerintah Thailand tentu memikirkan dampak kenaikan harga mi instan pada inflasi. Tingkat inflasi di negara itu sudah melambung, mencapai 7,7 persen pada Juli 2022. Hal itu membuat Bank Sentral Thailand menaikkan suku bunga acuannya, untuk mengendalikan jumlah uang beredar di masyarakat dan membuat bunga kredit menjadi mahal.




Sumber :




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x