JAKARTA, KOMPAS.TV- Surplus neraca perdagangan Indonesia masih terus berlanjut. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus perdagangan RI pada Juli 2022 mencapai sebesar 4,22 miliar dollar AS. Sehingga Indonesia sudah surplus perdagangan selama 27 bulan berturut-turut atau lebih dari 2 tahun.
Namun, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan, ekspor pada Juli 2022 tercatat sebesar 25,57 miliar dollar AS. Turun 2,2 persen dari Juni 2022. Sedangkan secara tahunan, ekspor Juli 2022 naik dari Juli 2021.
"Secara year on year terjadi peningkatan sebesar 32,03 persen ," kata Setianto dalam konferensi pers virtual, Senin (15/8/2022).
Baca Juga: Harga Minyak Naik, Saudi Aramco Cuan Rp706 T Hanya dalam 3 Bulan
Ia menjelaskan, ekspor Juli turun karena turunnya ekspor non migas. Yakni ekspor besi dan baja yang turun 11,51 persen, ekspor timah turun 54 persen, dan nikel turun 15,53 persen.
"Kemudian kapal perahu dan struktur terapung ini penurunannya sebesar 82,30 persen," ujar Setianto.
Turunnya ekspor juga disebabkan oleh penurunan ekspor migas dan juga turunnya harga minyak mentah.
"Untuk penurunan ekspor migas lebih dikarenakan oleh nilai minyak mentah yang turun 60,06 persen, dan volume turun 60,82 persen," ucapnya.
Baca Juga: Simpanan Nasabah Kaya Kuasai Perbankan, Capai Rp3.983 Triliun
Sementara nilai impor pada Juli 2022 justru naik 1,64 persen dari Juni 2022. Yaitu sebesar 21,35 miliar dollar AS.
"Kalau kita bandingkan dengan periode yang sama dengan periode lalu Juli 2022 dengan Juli 2021, secara total impor kita 21,35 miliar dollar AS, ini meningkat 39,86 persen dibandingkan Juli 2021 secara yoy yang nilainya 15,26 miliar dollar AS," ungkap Setianto.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.