MOSKOW, KOMPAS.TV - Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akan menjadi pesakitan atau komedian setelah perang.
Hal tersebut disampaikan Medvedev dalam wawancara dengan jurnalis Nadan Fridrikhson, Jumat (12/8/2022).
Wawancara tersebut disiarkan melalui kanal Telegram Fridrikhson. TASS telah mengonfirmasi keuatentikan wawancara itu kepada sekretariat Medvedev.
Dalam wawancara itu, Medvedev menyatakan bahwa, pada masa depan, Zelenskyy akan disidang atau terpaksa balik berkarier menjadi komedian televisi.
“Antara sebuah pengadilan (untuk Zelenskyy) atau peran sampingan di acara komedi lagi,” kata Medvedev dikutip TASS.
Federasi Rusia berulangkali mengklaim bahwa Ukraina telah melakukan kejahatan perang sebelum dan selama agresi militer Kremlin ke negara itu.
Adapun Zelenskyy yang menjabat presiden sejak 2019, dituduh bertanggung jawab atas dugaan kejahatan-kejahatan tersebut.
Sebaliknya, Ukraina menuduh militer Rusia melakukan kejahatan perang selama invasi. Beberapa peristiwa dugaan kejahatan perang Rusia yang menyedot perhatian internasional adalah pembantaian Irpin, Bucha, dan pengeboman warga sipil di berbagai kota, termasuk ke rumah sakit bersalin Mariupol.
Baca Juga: Kedubes Rusia Senang Amnesty International Tuduh Ukraina Lakukan Kejahatan Perang
Sementara itu, mengenai karier komedian, Medvedev meledek kiprah Zelenskyy yang menjadi bintang acara komedi televisi sebelum terjun ke politik.
Volodymyr Zelenskyy memulai karier sebagai komedian berkat acara kompetisi komedi yang diadakan stasiun televisi saat usianya 17 tahun. Menariknya, acara kompetisi komedi itu dibuat oleh stasiun televisi Rusia.
Salah satu acara televisi Zelenskyy yang paling terkenal adalah serial “Pelayan Rakyat”. Zelenskyy memerankan sosok presiden Ukraina dalam serial itu.
Menariknya, empat tahun setelah serial tersebut mulai disiarkan, Zelenskyy maju pilpres dan menjadi presiden betulan.
Di lain sisi, Medvedev mengaku baru saja mengunjungi Luhansk pada Kamis (11/8). Luhansk merupakan teritori yang dikuasai separatis pro-Rusia.
Sekutu politik Presiden Rusia Vladimir Putin itu mengaku berdiskusi dengan pemimpin separatis Republik Rakyat Luhansk (LPR) dan Republik Rakyat Donetsk (DPR) tentang upaya-upaya mempertahankan wilayah Ukraina yang telah diduduki.
Medvedev sesumbar ia tidak takut mengunjungi garis depan.
“Mereka lah yang seharusnya takut kepada kita,” kata Medvedev.
Baca Juga: Sumpah Zelenskyy: Perang Rusia-Ukraina Dimulai dari Krimea, Harus Diakhiri Pembebasan Krimea
Sumber : Kompas TV/TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.