MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia akhirnya membantah pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bakal kirim tentara Korut ke Ukraina untuk membantu.
Sebelumnya, Korea Utara dilaporkan bakal mengirim 100.000 tentara untuk membantu Rusia pada pertempuran di Ukraina timur.
Namun Kementerian Luar Negeri Rusia pada Kamis (11/8/2022), menegaskan kabar pengiriman tentara Korea Utara itu adalah cerita palsu.
“Kami mencatat cerita palsu, yang menyebar secara online dan diambil beberapa blogger dan orang-orang yang dekat dengan komunitas ahli, mengklaim Korea Utara diduga menyarankan mengirim hingga 100.000 sukarelawan untuk ambil bagian dalam operasi militer khusus di Donbass,” ujar Jubir Kemenlu Rusia, Ivan Nechayev dikutip dari TASS.
Baca Juga: Peringatan Zelenskyy: Rusia Ingin Mengancam Dunia dengan Menembaki PLTN Terbesar Eropa
“Kami meyakini bahwa Angkatan Bersenjata Rusia dan milisi DPR (Republik Rakyat Donetsk) dan LPR (Republik Rakyat Luhansk) memiliki kemampuan tempur yang cukup untuk mencapai tujuan secara sukses dalam operasi khusus di Ukraina,” ujarnya.
Pernyataan Nechaev itu membalas pernyataan ahli militer Rusia, Igor Korotchenko yang mengklaim Korea Utara ingin mengirimkan 100.000 tentara untuk membantu invasi Rusia ke Ukraina.
Beredar kabar, Presiden Rusia, Vladimir Putin akan memberikan listrik dan gandum sebagai ganti pengiriman tentara Korea Utara.
Namun, Pakar Rusia dan mantan Pejabat Badan Inteijen Pertahanan (DIA), Rebekah Koffler sempat mengungkapkan keraguan Korea Utara akan mengirimkan 100.000 tentara ke Ukraina.
Ia mengungkapkan Rusia dan Korea Utara tak pernah melakukan latihan perang bersama.
Baca Juga: Latvia Akhirnya Akui Rusia sebagai Negara Sponsor Terorisme, akibat Serang Warga Sipil Ukraina
Selain itu, Pyongyang juga tak lagi aktif berperang selama beberapa dekade.
Ia juga menegaskan logistik untuk aliansi tersebut akan menyulitkan.
“Aspek komando dan kontrol sangat tak mungkin. Mereka tak berbicara Rusia," ujar Koffler terkait tentara Korea Utara secara rata-rata.
“Bagaimana mereka akan menggunakan sistem persenjataan Rusia? Akan ada lebih banyak hal yang berantakan ketimbang pertolongan,” ujarnya.
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.