Kompas TV nasional update corona

Proyeksi Epidemiolog: Puncak Kasus Omicron BA.5 Diperkirakan Akhir Agustus

Kompas.tv - 11 Agustus 2022, 20:01 WIB
proyeksi-epidemiolog-puncak-kasus-omicron-ba-5-diperkirakan-akhir-agustus
Ilustrasi covid-19. Ahli Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman memproyeksi gelombang keempat Covid-19 di Indonesia belum mencapai puncaknya, Kamis (11/8/2022)(Sumber: kompas.com)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ahli Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman memproyeksi gelombang keempat Covid-19 di Indonesia belum mencapai puncaknya, Kamis (11/8/2022).

Ia menilai puncak gelombang Covid-19 keempat yang didominasi oleh Omicron subvarian BA.5 terjadi pada akhir Agustus 2022.

Proyeksi tersebut diungkapkan setelah melihat kondisi konfirmasi Covid-19 di Tanah Air akhir-akhir ini.

"Saya lebih cenderung memprediksi paling cepat itu akhir Agustus puncaknya kalau melihat kondisi terkini," tuturnya dikutip dari Kompas.com, Kamis.

Baca Juga: Kim Jong-Un Diyakini Menderita Covid-19, Adiknya Malah Salahkan Korea Selatan

"Walaupun bukan tidak mungkin sebelum (akhir Agustus) ini (mencapai puncak), namun tampaknya kecil (kemungkinan)," lanjut Dicky.

Sebelumnya Kemenkes memproyeksi puncak kasus Covid-19 subvarian Omicron BA.5 pada akhir Juli dengan kenaikan kasus mencapai 16-17 ribu kasus.

Dalam laporan pemerintah terkait konfirmasi penambahan kasus Covid-19, Rabu (10/8) kemarin, Indonesia mencatatkan sebanyak 5.926 kasus dalam 24 jam terakhir.

Dicky melanjutkan jika mengacu pada negara lain, puncak BA.5 lebih lambat ketimbang subvarian sebelumnya. Puncak kasus dengan varian tersebut bahkan memakan waktu lebih dari 1 bulan.

Baca Juga: Sebaran 5.926 Kasus Covid-19 Rabu 10 Agustus 2022, Ini 10 Provinsi Penyumbang, DKI Jakarta Terbanyak

"Selain memang juga keterbatasan testing, ini juga agak cukup menyulitkan melihat peta situasi sebenarnya. Jadi saat ini saya lihat belum dan bahkan ada kemungkinan akhir Agustus," tutur dia.

Vaksinasi, jelas Dicky, merupakan salah satu langkah yang paling efektif untuk menghambat pertumbuhan virus. Meski BA.5 memiliki kecepatan penularan yang tinggi dan infeksi ulang, tapi vaksin bisa menjaga orang yang diinfeksi kembali.


"Tetap modal imunitas dari vaksinasi itu berfungsi efektif. Setidaknya membuat mereka yang terinfeksi tidak bergejala, atau kalau bergejala jadi lebih ringan. Jumlah virus yang bisa bereplikasi dalam tubuhnya lebih kecil sehingga perlu waktu," tutur Dicky.

Maka dengan kondisi seperti itu virus jadi membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai puncak. Namun, virus akan mencari kelompok yang paling rawan pada komunitas, yakni yang belum mendapatkan vaksin.

Baca Juga: 5500 Tenaga Kesehatan Di Kota Kediri Mulai Terima Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat




Sumber : Kompas.com




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x