JAKARTA, KOMPAS.TV – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut, harga mi instan akan naik tiga kali lipat. Kenaikan harga mi instan akan terasa lebih signifikan dari yang terjadi saat ini. Hal ini pun memicu sejumlah respon dari berbagai kalangan masyarakat.
"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum ngga bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) tiga kali lipat," kata Syahrul dalam webinar yang diadakan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Senin (8/8/2022).
Gandum adalah bahan baku untuk membuat mi instan. Ekspor gandum Rusia-Ukraina yang biasanya memasok hingga 40 persen kebutuhan dunia, kini tersendat akibat perang.
Sesuai dengan hukum ekonomi, ketika pasokan berkurang namun permintaan tetap atau bahkan meningkat, maka harga gandum akan naik. "Saya bicara ekstrem aja, ada gandum tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus," ucapnya.
Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang warganya banyak mengonsumsi mie instan. Indonesia juga memiliki perusahaan yang berstatus salah satu produsen mi intan terbesar di dunia, yaitu Indofood.
Hal ini kemudian memicu respon dari berbagai kalangan masyarakat. Berikut beberapa respon netizen atau warganet soal harga mi instan yang bakal naik tiga kali lipat dalam kolom komentar di akun Facebook KOMPAS TV:
“Tenang pada kreatif, bahan baku mi bisa diganti dengan singkong, beras, ubi, talas, dan lain-lain. Pasti bermunculan home industri pembuatan mi instan lokal” tulis akun bernama Ezrawahyudi.
“Gak ada mi instan masih ada mi petel kenyal kenyal buatan home industri” tulis akun bernama Alex.
“Asal jangan beas (beras) yang naiknya tiga kali lipat,” tulis akun Rez.
Baca Juga: Harga Mie Instan Bakal Naik 3 Kali Lipat, Berikut Daftar Harga Terbaru di Warung
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.