YOGYAkARTA, KOMPAS.TV - Organisasi negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) yang dibentuk pada 8 Agustus 1967 tak bisa dilepaskan dari konflik Indonesia, Filipina dan Malaysia.
Seperti diterangkan dalam laman resmi ASEAN, Thailand merupakan pihak yang menjadi perantara rekonsiliasi konflik antar-ketiga negara itu.
Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia terjadi pada 1962 hingga 1966, bermula dari rencana pembentukan Negara Federasi Malaysia yang meliputi tanah melayu, Singapura, Serawak, Brunei dan Sabah.
Soekarno, Presiden RI saat itu, menolak gagasan tersebut. Pada waktu yang sama, Filipina juga menentang adanya Negara Federasi Malaysia karena Sabah diklaim menjadi bagian dari wilayahnya, mengingat hubungan sejarah Sabah dengan Kesultanan Sulu.
Menyikapi adanya konflik, Thanat Khoman selaku Menteri Luar Negeri (Menlu) Thailand mengadakan perbincangan dengan Menlu Indonesia, Adam Malik.
"Pada perjamuan yang menandai rekonsiliasi antara tiga pihak yang bersengketa, saya memikirkan gagasan untuk membentuk organisasi lain, untuk kerja sama regional, dengan Adam Malik," terang Khoman.
"Malik setuju tanpa ragu-ragu, tetapi meminta waktu untuk berbicara dengan pemerintahnya dan juga untuk menormalisasi hubungan dengan Malaysia setelah konfrontasi selesai," imbuhnya.
Baca Juga: Asia Tenggara "Dikepung" Negara-Negara Bersenjata Nuklir (II)
Kantor Luar Negeri Thailand lantas menyiapkan draf piagam lembaga kerja sama baru yang selesai hanya dalam beberapa bulan.
Lima Menlu diundang ke Thailand untuk membahas draft kerjasama itu, meliputi Adam Malik (Indonesia), Narciso R. Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia) dan S. Rajaratnam (Singapura), serta Thanat Khoman (Thailand).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.