JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta PT TransJakarta bersama dengan Pemprov DKI Jakarta menggelar kampanye pencegahan pelecehan seksual di transportasi umum.
"Jadi untuk kampanye ini merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh TransJakarta dan juga Pemprov DKI untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual di pelayanan publik," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo di Halte Harmoni, Jumat (5/8/2022).
Syafrin mengatakan, kasus pelecehan seksual tertinggi untuk data saat ini terjadi pada 2019.
"Untuk 2022 berdasarkan data saat ini sudah terjadi sembilan kejadian," ujar dia.
Baca Juga: PT Wijaya Karya Buka Suara Soal Ambruknya Atap Halte Transjakarta Saat Revitalisasi
Sementara itu, Direktur Operasi dan Keselamatan TransJakarta Yoga Adiwinarto mengatakan pihaknya akan mengoptimalkan pemanfaatan CCTV untuk merekam dan mengenali pelaku pelecehan seksual.
Ketika ada laporan pelecehan, jelas Yoga, pihaknya akan langsung memeriksa waktu kejadian, lokasi kejadian, dan rute bus dari korban.
"Jadi CCTV langsung kami tarik, sejauh ini kami selalu ketahui tapi mukanya seperti apa," kata Yoga.
Namun, Yoga mengaku masih kesulitan mengidentifikasi pelaku hanya melalui CCTV. Tetapi setidaknya, ujar dia, melalui CCTV, TransJakarta bisa memiliki foto dari pelaku pelecehan.
Nantinya, TransJakarta akan memperbarui dan meningkatkan kemampuan sistem CCTV dengan face recognition atau pengenalan wajah, namun masih dilakukan secara bertahap.
"Memang ini bertahap, jadi beberapa halte sudah mulai ada," kata dia.
Baca Juga: Kecelakaan Transjakarta 444 Kasus dalam 7 Bulan, Prasetyo: Operator Nggak Bener, Ugal-ugalan
Yoga juga memastikan di halte dan bus sudah tidak ada lagi blind spot yang tidak terekam oleh CCTV.
"Semua area itu pasti ketahuan dari CCTV-nya tapi pasti lebih ke arah upgrade teknologinya sehingga kita bisa langsung mengidentifikasi mukanya," tandas Yoga.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.