MOSKOW, KOMPAS.TV - Kremlin menyatakan China memiliki hak berdaulat untuk mengadakan latihan militer besar di sekitar Taiwan, Kamis (4/8/2022). Kremlin juga menuduh Amerika Serikat (AS) secara artifisial memicu ketegangan di kawasan itu, seperti laporan Straits Times.
Pada Kamis (4/8), China menembakkan beberapa rudal di sekitar Taiwan, saat meluncurkan latihan militer dengan komposisi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Latihan militer itu digelar sehari setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan, yang dianggap Beijing sebagai wilayah kedaulatannya.
Ditanya tentang latihan militer China, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, "Ini adalah hak kedaulatan China."
"Ketegangan di kawasan dan sekitar Taiwan diprovokasi oleh kunjungan Nancy Pelosi," kata Peskov kepada wartawan melalui konferensi video. "Itu adalah kunjungan yang sama sekali tidak perlu dan provokasi yang tidak perlu."
China melakukan "serangan rudal presisi" di Selat Taiwan dan di perairan lepas pantai timur Taiwan sebagai bagian dari latihan militer, meningkatkan ketegangan di kawasan itu ke level tertinggi dalam beberapa dekade terakhir.
China sebelumnya mengumumkan latihan militer oleh angkatan laut, angkatan udara, dan departemen lainnya sedang berlangsung di enam zona di sekitar Taiwan. Taiwan sendiri diklaim Beijing sebagai wilayahnya sendiri, dan jika perlu, dianeksasi secara paksa.
Baca Juga: Beijing Luncurkan 2 Rudal Dongfeng, Taiwan Sebut Cara China Serupa dengan Korea Utara
China menembakkan proyektil peledak jarak jauh, kata Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat, sayap militer Partai Komunis yang berkuasa, dalam sebuah pernyataan.
Ia juga mengatakan telah melakukan beberapa peluncuran rudal konvensional di tiga wilayah berbeda di perairan timur Taiwan.
Gambar yang menyertainya di CCTV menunjukkan penembakan itu terjadi di utara, timur, dan selatan.
Sumber : Kompas TV/Straits Times/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.