DKI Targetkan 92 Ribu Tenaga Kesehatan Dapat Vaksin Booster Dosis Kedua

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, sekitar 92 ribu tenaga kesehatan (nakes) ditargetkan mendapatkan suntikan dosis kedua vaksin booster. 

"Itu jumlahnya di DKI Jakarta ada sekitar 92 ribu orang (tenaga kesehatan) yang sudah pernah vaksin booster pertama," kata Dwi saat dihubungi melalui telepon, Kamis (4/8/2022). 

Baca Juga: Dinkes DKI Sebut Capaian Vaksin Booster Baru 54,5 Persen: Harus Dikejar Lagi

Menurut Dwi, masih ada kemungkinan angka ini bertambah, sebab, ada perpindahan tenaga kesahatan dari luar kota ke Jakarta, nemaun dalam jumlah kecil. 

Saat ini pemberian vaksinasi Covid-19 untuk booster kedua bagi nakes sudah berjalan secara bertahap. 

Untuk tenaga kesehatan, jelas Dwi, syarat mendapatkan vaksin booster dosis kedua ialah sudah berjarak enam bulan dari suntikan dosis booster pertama. 

Lalu, sudah memiliki e-ticket vaksin booster kedua. 

"Untuk tenaga kesehatan lain, prinsipnya punya e-ticket vaksin booster kedua, itu dia bisa mendapatkan vaksinasi keduanya di puskemas atau di tempat faskes lain," jelas Dwi. 

Dwi menjelaskan, jenis vaksin yang diperoleh saat booster tahap kedua yaitu sama dengan jenis vaksin booster yang diperoleh pada booster pertama. 

"Jadi kalau booster pertamanya Moderna, booster keduanya juga, kalau booster pertamanya Pfizer, booster keduanya Pfizer, gitu," jelas dia. 

Baca Juga: Pemprov DKI Gelar Bulan Imunisasi Anak Nasional, Anies Ajak Orangtua Lengkapi Imunisasi Anak

Namun, kebijakan ini belum tentu akan diterapkan jika vaksinasi booster kedua sudah diberikan kepada masyarakat umum. 

Sebab, pengaturan jenis vaksin booster kedua untuk masyarakat umum nantinya akan ditentukan oleh Kementerian Kesehatan. 

"Sesuai dengan Kemenkes yang mengeluarkan kebijakannya," kata Dwi.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menargetkan pemberian vaksinasi booster dosis kedua bagi nakes di DKI selesai bulan ini. 

"Karena kecukupan vaksinnya tergantung stok yang ada, distribusi dari Kementerian Kesehatan, kami menunggu distribusi dan kebijakan dari Kementerian Kesehatan," kata Widyastuti di Jakarta Barat, Rabu (3/8/22).