JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, kinerja Pertamina dan Petronas tidak bisa dibandingkan. Pasalnya, Petronas yang merupakan BUMN milik Malaysia itu memproduksi migas sendiri, sedangkan Pertamina hanya mengimpor.
"Tidak bisa dibandingkan, misalnya Pertamina dengan Petronas ya beda, karena Petronas masih produksi, kalau kita negara mengimpor, kondisinya beda," kata Erick kepada wartawan di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (3/8/2022).
Erick menambahkan, kinerja keuangan Pertamina bukan merugi. Namun arus kas (cashflow) nya sempat tersendat sebelum pemerintah membayarkan kompensasi atas selisih harga BBM yang dijual Pertamina.
Baca Juga: Harga Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite Kembali Naik Hari Ini
"Sempet kemarin seakan-akan Pertamina rugi, bukan rugi, antara cashflow sama rugi itu berbeda. Cashflow itu artinya defisit karena uangnya belum diganti, uang subsidinya makanya secara cashflow defisit, tapi begitu diganti artinya cashflow Pertamina membaik, lalu rugi-labanya juga baik," jelasnya.
Sambil terus mendukung program BBM subsidi pemerintah, Pertamina juga tetap melakukan efisiensi untuk memaksimalkan keuntungan.
"Itu yang kadang-kadang kita tentu Pertamina harus jaga bagaimana pelayanan kepada masyarakat tetap terjamin, mendukung program pemerintah yang namanya sekarang BBM subsidi tetapi bukan berarti Pertamina tak melakukan efisiensi di mana-mana," sambungnya.
Pertamina memang mencatatkan kenaikan laba bersih nyaris dua kali lipat pada 2021, tetapi jumlahnya masih kalah jauh dengan Petronas.
Baca Juga: Laba Pertamina Melejit, tapi Kalah Jauh dengan Petronas Malaysia, Ini Perbandingannya
Mengutip laporan keuangan Pertamina terbaru yang rilis pada Juni 2022, perusahaan itu mencatatkan untung bersih 2,05 miliar dolar AS atau sekitar Rp29,3 triliun.
"Kita membukukan net profit yang hampir dua kali lipat dari tahun lalu. Kita mencatat Rp29 triliun, keuntungan bersih kita tahun lalu Rp15 triliun," terang Direktur Pertamina Nicke Widyawati Juni lalu.
Nicke menyebut naiknya keuntungan terjadi karena Pertamina melakukan penghematan biaya sepanjang periode berjalan.
Sementara Petronas, pada periode yang sama mencatatkan keuntungan RM48,6 miliar. Jika dikonversi ke mata uang Indonesia, jumlahnya setara dengan Rp161,78 triliun. Angka laba bersih milik Petronas itu lima kali lipat dari milik Pertamina.
Baca Juga: Selesai di Revitalisasi, Candi Borobudur Ditargetkan Jadi Destinasi Wisata Kelas Dunia!
Aset yang dimiliki Petronas juga lebih besar dari Pertamina. Aset Pertamina tercatat sebesar Rp1.156,35 triliun, sementara dalam nilai rupiah aset Petronas mencapai 2.113,87 triliun.
Sementara itu, dari segi sejarah Pertamina sebenarnya lebih tua ketimbang Petronas. Perusahaan migas milik Indonesia berdiri pada 1957, sementara andalan Malaysia baru ada sejak 1974.
Adapun kini Pertamina berusia sekitar 65 tahun, sementara Petronas sudah beroperasi sepanjang 48 tahun.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.