TAIPEI, KOMPAS.TV - Nancy Pelosi, Ketua DPR Amerika Serikat (AS), menjadi sorotan dunia setelah pada Selasa (2/8/2022) malam nekat mengunjungi Taiwan. Kehadirannya di wilayah itu, sudah membuat China berang, bahkan sejak masih dalam rencana.
Seperti dilaporkan Associated Press, Pelosi merupakan orang berpangkat tinggi pertama dari AS yang mengunjungi Taiwan dalam 25 tahun terakhir.
Pelosi merupakan perempuan pertama yang pernah memimpin DPR AS. Dia kembali terpilih sebagai Ketua DPR pada Januari 2019.
Beberapa dekade terakhir, wanita kelahiran 26 Maret 1940 itumemang dikenal memiliki misi untuk mendukung gerakan demokrasi di negara yang terancam perpecahan.
Sebelumnya, Pelosi pernah merapat ke Lapangan Tiananmen, China, pada 1991, di mana saat itu ia bersama dua anggota parlemen AS mengibarkan spanduk kecil yang mendukung demokrasi, ketika petugas keamanan Tiongkok dengan kerutan di dahi mencoba untuk menutupnya.
BBC melaporkan tindakan Pelosi saat itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi tanpa izin dari China selaku tuan rumah.
28 years ago, we traveled to Tiananmen Square to honor the courage & sacrifice of the students, workers & ordinary citizens who stood for the dignity & human rights that all people deserve. To this day, we remain committed to sharing their story with the world. #Tiananmen30 pic.twitter.com/7UqiJVRS3t
— Nancy Pelosi (@SpeakerPelosi) June 4, 2019
Misi Pelosi dan Alasan China Marah
"Kita harus mendukung Taiwan," kata Pelosi dalam tulisannya yang diterbitkan Washington Post, terkait lawatan ke Taiwan.
Ia mengutip komitmen yang dibuat AS terhadap demokrasi Taiwan di bawah undang-undang tahun 1979.
"Sangat penting bahwa Amerika dan sekutu kami menjelaskan bahwa kami tidak pernah menyerah kepada otokrat," lanjut Pelosi dalam tulisannya.
Baca Juga: Pelosi akan ke Taipei, Taiwan Siaga Perang Siapkan Tempat Perlindungan Rudal untuk Warga
Kunjungan Pelosi ke Taiwan semula dirahasiakan, tetapi isu kedatangannya telah mendorong peringatan keras dari China.
Untuk diketahui, lawatan Pelosi ke provinsi itu termasuk dalam "Tur Asia" yang meliputi kunjungan ke Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan Jepang.
Sumber : AP/BBC/CGTN/Starits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.