PRISTINA, KOMPAS.TV - Kebijakan pemerintah Kosovo untuk mewajibkan plat nomor dan kartu identitas bagi etnis Serb di negara itu memicu kerusuhan pada akhir pekan lalu.
Di sejumlah daerah, pada Minggu (31/7/2022), etnis Serb di Kosovo merusuh dengan memblokade jalanan, membunyikan sirene serangan udara, serta membuat rentetan tembakan peringatan.
Kerusuhan ini dipicu kebijakan Pristina yang sedianya akan diberlakukan pada 1 Agustus 2022. Namun, usai kerusuhan, pemerintah Kosovo memutuskan untuk menunda pemberlakuan kebijakan itu.
Kosovo sedianya akan mewajibkan warganya yang beretnis Serb mengganti plat nomor dan menunjukkan kartu identitas yang diterbitkan Pristina jika masuk dari perbatasan Serbia.
Kebijakan itu merupakan balasan dari tindakan serupa oleh Serbia. Selama 11 tahun terkini, kebijakan semacam diberlakukan Beograd bagi warga Kosovo yang ingin melintas atau masuk ke Serbia.
Setelah berunding dengan Amerika Serikat (AS) dan mitra-mira Eropa Kosovo, Pristina menangguhkan kebijakan ini hingga sebulan, baru akan berlaku pada 1 September mendatang.
Baca Juga: Khawatirkan Intervensi Rusia dan Serbia, Kosovo Minta Proses Jadi Anggota NATO Dipercepat
Pemerintah Kosovo sendiri menuduh Serbia menyulut kerusuhan ini untuk mendestabilisasi negaranya.
Kosovo mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada 2008. Pada 1999 silam, dalam Perang Kosovo, intervensi NATO menghentikan serangan brutal Serbia terhadap separatis etnis Albania.
Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti dan Presiden Vjosa Osmani menyalahkan Presiden Serbia Aleksandar Vucic dan pejabat Serbia yang mengurusi Kosovo, Petar Petkovic atas kerusuhan yang terjadi di negaranya.
“Vucic dan Petkovic adalah orang yang paling bertanggung jawab atas kerusuhan ini,” kata Kurti dikutip Associated Press.
Sebaliknya, Vucic menuduh Kosovo mengeskalasi tensi dengan kebijakan plat nomor dan kartu identitas.
“Kita tidak pernah berada di situasi yang lebih kompleks dari sekarang,” kata Vucic.
Setelah menyampaikan pernyataan tersebut, Vucic dilaporkan mengunjungi markas besar Angkatan Bersenjata Serbia. Kunjungan ini dipandang sebagai peringatan bahwa Beograd siap melakukan apa pun, termasuk aksi militer, dalam urusan Kosovo.
Lebih lanjut, Vucic menuduh Kosovo berupaya membuat diri seolah-olah menjadi korban. Ia menuding Kurti ingin terlihat seperti Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Serbia sendiri dikenal sebagai sekutu dekat Rusia, pihak yang kini menginvasi Ukraina.
Baca Juga: Balkan Memanas! Serbia-Kroasia Bertengkar Gara-Gara Beograd Tak Kabarkan Rencana Kunjungan Presiden
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.