BRUSSELS, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin disebut telah menyimpan sejumlah kemampuan militer dan kemampuan tembakan udara pasukannya.
Kemampuan tempur yang disimpan itu disebut akan digunakan untuk serangan ke negara-negara NATO.
Hal itu tertuang pada laporan pengarahan kebijakan Kampus Pertahanan NATO, dengan judul “Militer Rusia setelah Ukraina: Jatuh tapi tak Keluar”, yang diterbitkan Rabu (27/7/2022).
Laporan tersebut membahas keadaan kekuatan militer Rusia saat ini di tengah perang di Ukraina.
Baca Juga: Mengejutkan, Intelijen AS Ungkap 75.000 Tentara Rusia Tewas dan Terluka di Ukraina
Dibahas juga mengenai bagaimana hal tersebut dapat menyebabkan serangan lebih lanjut terhadap negara-negara NATO.
Laporan itu menyatakan bahwa Rusia belum memanfaatkan potensi militer secara penuh dalam serangan terhadap Ukraina, terlepas dari kerugian dalam personel militer, kendaraan lapis baja, pesawat terbang dan artileri.
“Ia tak memerintahkan mobilisasi. Mempertahankan kemampuan untuk terlibat, jika diperlukan, dalam operasi melawan NATO dapat menjelaskan kejutan perang Rusia melawan Ukraina,” bunyi laporan itu dikutip dari Newsweek.
Laporan tersebut mengungkapkan beberapa karakteristiknya antara lain penggunaan kekuatan udara yang terbatas, penyebaran bertahap sistem senjata yang lebih tua dan kurang tepat, serta apa yang tampaknya menjadi serangan yang tenang di dunia maya.
“Narasi resmi Rusia hampir selalu defensif, tetapi inti dari pendekatan Moskow adalah mengubah status quo. Dalam konteks ini, serangan terhadap negara NATO tetap menjadi kemungkinan,” ujarnya.
Sejumlah ahli sebelumnya memperkirakan bahwa Putin tak akan menghentikan serangannya di Ukraina dan akan mulai merambah NATO.
Baca Juga: Ukraina Akui Rusia Berhasil Kuasai Pembangkit Listrik Kedua Terbesar di Negara Itu
Pada Juni lalu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky memperingatkan negara NATO bahwa Rusia akan melakukan penyerangan ke sana.
Rusia sendiri sebelumnya memang beberapa kali melakukan provokasi ke sejumlah negara NATO.
Kapal perang Rusia dilaporkan sempat terlihat dan dilaporkan dua kali melanggar wilayah perairan Denmark bulan lalu.
Sedangkan pada pekan lalu, dua kapal selam Rusia dilaporkan terlacak di dekat perairan Norwegia.
Sumber : Newsweek
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.