JAKARTA, KOMPAS.TV- Pengamat Politik Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti mengatakan, kewibawaan dan harga diri pegawai bukan dibangun oleh tongkat komando, baret hingga tanda pangkat.
Bagi Ray, kewibaan terbangun karena adanya kejujuran, ketulusan dan prestasi dalam pengabdian.
Demikian Ray Rangkuti mengkritik kebijakan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Hadi Tjahjanto yang mengubah gaya berseragam jajarannya, Kamis (28/7/2022).
“Wibawa dan harga diri itu tidak dibangun oleh baju dan atribut pangkat. Tapi oleh kinerja, kejujuran, ketulusan dan prestasi,” ujar Ray.
“Pola pikir wibawa dan harga diri terletak di baju dan atribut menandakan minimnya ide kreasi dan motivasi untuk berprestasi serta melayani tapi ingin dihormati.”
Baca Juga: Gaya Baru Pegawai Kementerian ATR Dikritik, Politisi PDIP: Jangan Ada Kesan Militerisme
Menurut Ray, untuk meningkatkan wibawa sekaligus harga diri, yang terpenting dilakukan jajaran Kementerian ATR adalah menunjukkan pelayanan dan kerja prima.
“Pastilah wibawa dan harga diri meningkat. Lebih dari sekedar harga diri dan wibawa, tapi sekaligus kecintaan masyarakat atas kementerian ini,” ucap Ray.
Ray justru menganggap atribut tongkat komando, baret hingga tanda pangkat dapat disalahgunakan oleh mereka pegawai yang tidak mampu meningkatkan kinerja, membangun prestasi, dan pelayanan prima.
Oleh karenanya, Ray berharap kebijakan Menteri ATR Hadi Tjahjanto soal atribut jajarannya dikoreksi kembali.
“Sudah terlalu banyak lembaga, organisasi dan wadah dengan atribut-atribut mirip atribut militer di sekitar masyarakat. Itu sudah lebih dari cukup,” ujar Ray.
Baca Juga: Mirip Tentara, Tongkat dan Baret Jadi Atribut Baru Pegawai Kementerian ATR/BPN
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.