PHNOM PENH, KOMPAS.TV - Ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) Kamboja menyebut eksekusi empat aktivis oleh junta Myanmar "sangat tercela" dan mengatakan hal itu menunjukkan kurangnya keinginan junta militer untuk mendukung upaya perdamaian ASEAN di kawasan itu.
Militer Myanmar yang berkuasa mengumumkan pada hari Senin (25/7/2022) mereka mengeksekusi mati empat orang yang dianggap bersalah membantu "aksi teror".
Eksekusi mati itu memicu kecaman luas atas eksekusi pertama negara itu dalam beberapa dekade.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Selasa tanggal 25 Juli, Kamboja, yang memimpin ASEAN tahun ini, mengatakan sangat sedih dan sangat terganggu dengan eksekusi tersebut.
Baca Juga: Hari Ini Junta Myanmar Eksekusi Mati Aktivis Pro-Demokrasi, Puluhan Tokoh Anti-Kudeta Menunggu
Dikatakan eksekusi tersebut merupakan kemunduran, hanya seminggu menjelang pertemuan tingkat menteri ASEAN.
"Pelaksanaan hukuman mati, hanya seminggu sebelum Pertemuan Tingkat Menteri Asean ke-55 sangat tercela karena menciptakan kemunduran (dan menunjukkan) kurangnya keinginan untuk mendukung upaya tersebut, terutama oleh Ketua Asean."
Pernyataan itu mengatakan ASEAN "dengan kuat mendesak dan meminta semua pihak terkait untuk berhenti mengambil tindakan yang hanya akan memperburuk krisis, menghalangi dialog damai di antara semua pihak terkait, dan membahayakan perdamaian, keamanan, dan stabilitas, tidak hanya di Myanmar, tetapi di wilayah secara keseluruhan,".
Dihukum mati dalam persidangan rahasia pada Januari dan April, keempat pria itu dituduh membantu gerakan perlawanan sipil yang telah memerangi militer sejak kudeta tahun lalu dan tindakan keras berdarah terhadap protes nasional.
Di antara mereka yang dieksekusi adalah juru kampanye demokrasi Kyaw Min Yu, lebih dikenal sebagai Jimmy, dan mantan anggota parlemen dan artis hip-hop Phyo Zeya Thaw, sekutu pemimpin terguling Aung San Suu Kyi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.