KIEV, KOMPAS.TV — Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov mengungkapkan kepada negara-negara Liga Arab di Kairo bahwa tujuan menyeluruh Moskow di Ukraina kini adalah untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Seperti dilaporkam Associated Press, Senin, pernyataan Lavrov itu membuat tujuan perang Rusia menjadi lebih eksplisit karena pasukannya terus menghantam Ukraina dengan rentetan artileri dan serangan udara.
Pernyataan Lavrov itu muncul di tengah upaya Ukraina melanjutkan ekspor biji-bijian termasuk gandum dari pelabuhan Laut Hitam, sesuatu yang akan membantu meringankan kekurangan pangan global, di bawah kesepakatan Rusia dan Ukraina yang dimediasi PBB dan Turki.
Kesepakatan itu sendiri baru saja diuji oleh serangan Rusia di Odesa selama akhir pekan lalu.
Berbicara kepada utusan negara-negara Arab dalam pertemuan puncak Liga Arab di Kairo, Mesir pada Minggu (24/7/2022) malam, Lavrov mengatakan Moskow bertekad untuk membantu Ukraina "membebaskan diri dari beban rezim yang benar-benar tidak dapat diterima ini."
Baca Juga: Putin Berhasil Buat Iran Terkesan, Spiritualitas Pemimpin Rusia Itu Dipuji
Lavrov menuduh Kiev dan "sekutu Baratnya" menyebarkan propaganda yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa Ukraina "menjadi musuh abadi Rusia."
"Rakyat Rusia dan Ukraina akan terus hidup bersama, kami pasti akan membantu rakyat Ukraina untuk menyingkirkan rezim, yang benar-benar anti-rakyat dan anti-sejarah," katanya.
Pernyataan Lavrov sangat kontras dengan garis Kremlin di awal serangan, ketika para pejabat Rusia berulang kali menekankan mereka tidak berusaha menggulingkan pemerintahan Zelenskyy.
Lavrov berpendapat Rusia siap merundingkan kesepakatan untuk mengakhiri permusuhan pada Maret lalu ketika Kiev mengubah taktik dan menyatakan niatnya untuk mengalahkan Rusia di medan perang, menambahkan bahwa Barat mendorong Ukraina untuk terus berperang.
"Barat bersikeras Ukraina tidak boleh memulai negosiasi sampai Rusia dikalahkan di medan perang," kata Lavrov.
Baca Juga: Peran Penting Rudal HIMARS Kiriman AS ke Ukraina, Disebut Bakal Mengubah Jalannya Perang
Belum jelas kapan pengiriman biji-bijian Ukraina akan dilanjutkan setelah Rusia dan Ukraina menandatangani perjanjian yang sama dengan PBB dan Turki pada Jumat (22/7/2022) di Istanbul.
Kesepakatan itu bertujuan membuka jalan bagi pengiriman jutaan ton biji-bijian Ukraina yang sangat dibutuhkan, serta ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia.
Pada Senin hari ini, Kremlin bersikeras bahwa serangan di pelabuhan Odessa selama akhir pekan lalu menargetkan aset militer dan tidak akan mempengaruhi pengiriman biji-bijian.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada wartawan bahwa serangan itu dilakukan "secara eksklusif dengan sasaran infrastruktur militer."
"Ini sama sekali tidak terkait dengan infrastruktur yang terlibat dalam memenuhi perjanjian dan mengekspor biji-bijian. Jadi ini tidak dapat dan tidak boleh mempengaruhi dimulainya proses pengiriman dengan cara apa pun," kata Peskov.
Dia juga mengatakan, Moskow tidak tertarik menghentikan semua pasokan gas ke Eropa. Pembatasan baru-baru ini pada aliran gas Rusia ke negara-negara Eropa, kata dia, "hanyalah konsekuensi dari pembatasan yang telah diberlakukan oleh Eropa, dan orang Eropa sendiri menderita akibat pembatasan ini."
"Rusia adalah pemasok gas yang bertanggung jawab, dan apa pun yang dikatakan orang, Komisi Eropa, di ibu kota Eropa, di AS, Rusia telah dan terus menjadi negara yang sebagian besar menjamin keamanan energi Eropa," kata Peskov.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.