RIYADH, KOMPAS.TV - Kerajaan Arab Saudi mengumumkan akan membuka wilayah udaranya untuk semua penerbangan internasional, termasuk oleh maskapai Israel. Menurut laporan Middle East Monitor, Jumat (15/7/2022), keputusan ini diambil Badan Penerbangan Sipil Arab Saudi (GACA) pada 14 Juli.
Keputusan tersebut diambil bertepatan dengan kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke Israel, Palestina, dan Arab Saudi. Biden sendiri menyanjung keputusan Riyadh itu dan menyebutnya penting untuk stabilitas kawasan Timur Tengah.
Sebelum kebijakan ini, pesawat sipil dari Tel Aviv ke Asia mesti mengitari Semenanjung Arab lebih dulu. Pasalnya, Arab Saudi tidak mengakui kedaulatan Israel.
GACA menyebut semua pesawat sipil yang memenuhi persyaratan akan dibolehkan melintasi Arab Saudi, menepati konvensi internasional yang menyatakan bahwa tidak boleh ada diskriminasi dalam penerbangan sipil.
Baca Juga: Arab Saudi Akan Izinkan Penerbangan dari dan ke Israel, Sinyal Bakal Normalisasi?
Menurut GACA, kebijakan ini pun akan “melengkapi upaya konsolidasi posisi Kerajaan (Arab Saudi) sebagai hub global penghubung tiga benua serta untuk meningkatkan keterhubungan internasional melalui udara.”
Kesediaan Riyadh membuka wilayah udara diyakini akan memangkas waktu perjalanan maskapai sipil Israel ke Asia hingga dua atau tiga jam.
Mantan perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyanjung Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman atas kebijakan ini. Bin Salman disebutnya “meletakkan dasar normalisasi (antara Arab Saudi dan Israel).”
“Saya menyelamati Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman atas keputusannya memperluas penerbangan Israel di langit Arab Saudi. Sudah dua tahun lalu kami meletakkan dasar bagi normalisasi dengan Arab Saudi ketika kami mengizinkan penerbangan langsung ke Dubai dan Abu Dhabi (Uni Emirat Arab) melintasi langit Arab Saudi,” kata Netanyahu melalui akun Twitter-nya.
Selain mengizinkan semua penerbangan internasional, Arab Saudi dilaporkan akan segera membuka penerbangan haji langsung dari Israel ke Makkah.
Di lain sisi, keputusan Riyadh di atas bertepatan dengan upaya Arab Saudi mendapatkan Pulau Sanafir dan Tiran dari Mesir yang dianggap strategis. Transfer dua pulau itu perlu persetujuan Israel karena sebuah perjanjian yang diteken Tel Aviv dan Kairo.
Baca Juga: Biden Dukung Palestina dan Israel, Dua Negara untuk Dua Bangsa, Hidup Berdampingan dalam Damai
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.