SEOUL, KOMPAS.TV — Korea Utara menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis dukungan Rusia di Ukraina Timur, seperti dilansir Associated Press, Kamis, (14/4/2022). Korea Utara juga negara yang mendukung perang Rusia melawan tetangganya tersebut.
Tidak mengherankan, Kementerian Luar Negeri Ukraina memutuskan hubungan diplomatik dengan Korea Utara sebagai tanggapan dan mengecam keputusan Pyongyang yang dipandang merusak kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina.
Korea Utara berulang kali menyalahkan Amerika Serikat atas krisis di Ukraina, mengklaim "kebijakan hegemonik" Barat menyebabkan serangan Rusia ke Ukraina, sebagai upaya untuk mempertahankan diri.
Media pemerintah Korea Utara hari Kamis, (14/7/2022) mengatakan, menteri luar negeri negara itu, Choe Sun Hui, mengirim surat kepada para pemimpin di wilayah Donetsk dan Lugansk sehari sebelumnya untuk menyampaikan keputusan Korea Utara mengakui kemerdekaan mereka dan kesediaannya untuk mengembangkan hubungan diplomatik dengan keduanya.
Pemimpin separatis Donetsk Denis Pushilin mengakui adanya keputusan Korea Utara mengakui kemerdekaan Donetsk dan Lugank hari Rabu.
Lugansk dan Donetsk bersama-sama membentuk wilayah Donbas, wilayah tempat pabrik baja, tambang, dan industri lainnya yang sebagian besar berbahasa Rusia di timur Ukraina.
Separatis telah menguasai bagian dari kedua provinsi sejak 2014, tetapi Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan mereka hanya sesaat sebelum serangan dimula bulan Februari. Suriah sejak itu juga mengakui kemerdekaan mereka.
Baca Juga: Korea Utara Kian Mesra dengan China, Rezim Kim Jong-Un Sebut Hubungan Mereka Tak Bisa Dihancurkan
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan seruan Rusia ke Korea Utara untuk dukungan menunjukkan Moskow "tidak memiliki sekutu lagi di dunia, kecuali negara-negara yang bergantung padanya secara finansial dan politik."
Ukraina menangguhkan kontak politik dan ekonominya dengan Korea Utara karena sanksi internasional yang dikenakan pada Korea Utara atas program senjata nuklir dan rudal balistiknya.
"Tingkat isolasi Federasi Rusia akan segera mencapai tingkat isolasi DPRK," kata Kuleba dalam sebuah pernyataan, menggunakan inisial nama resmi Korea Utara, Republik Rakyat Demokratik Korea.
Invasi Rusia ke Ukraina secara efektif melumpuhkan Dewan Keamanan PBB, di mana Rusia adalah anggota tetap pemegang hak veto, meninggalkan celah bagi pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk mendorong pengembangan senjatanya saat ia mencoba untuk memperkuat status Korea Utara sebagai kekuatan nuklir dan merundingkan penghapusan sanksi pimpinan AS yang melumpuhkan dari posisi yang kuat.
Korea Utara menguji coba lebih dari 30 rudal pada tahun 2022 saja, termasuk uji terbang pertama dari rudal balistik antarbenua dalam hampir lima tahun.
Ada juga indikasi bahwa Korea Utara sedang memulihkan terowongan di lokasi uji coba nuklir yang terakhir aktif pada tahun 2017 dalam kemungkinan persiapan untuk melanjutkan uji coba ledakan nuklir.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.