BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Naiknya harga elpiji non-subsidi jenis bright gas 5,5 kilogram dan 12 kilogram membuat pelaku usaha kuliner di Banjarmasin mengeluh.
Pemilik warung makan di Jalan Antasan Kecil Barat Banjarmasin yang menyajikan menu ayam geprek dan kremes, mengaku semakin terbebani karena biaya operasional juga bertambah.
Baca Juga: Data dan Awasi Wajib Pajak, BPKPAD Banjarmasin Temukan Potensi PAD Tambahan!
Kondisi ini diperparah dengan masih mahalnya harga bahan baku makanan yang tetap bertahan tinggi, sehingga membuat keuntungan sangat tipis.
“Tidak bisa berbuat apa-apa lagi, orang sudah mau menaikkan, semua sama, mulai bahan bakunya sampai elpiji,” keluh Mutiah, pemilik warung makan.
Pedagang juga tak berani naikkan harga makanan olahannya karena takut kehilangan pelanggan.
Baca Juga: Renovasi Ruang Rapat Paripurna DPRD Banjar Dianggarkan Lebih Rp. 1 Miliar
Kenaikan harga elpiji non subsidi mulai minggu 11 juli.
Untuk 5,5 kilogram naik dari harga Rp.95.000 menjadi Rp.106.000 per tabung, sementara 12 kilogram juga naik dari Rp.195.000 menjadi Rp.223.000.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.