SOLO, KOMPAS.TV - Ratusan orang berebutan gunungan jaler yang ada di halaman Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta, Jawa Tengah. Mereka berebutan isi gunungan, hasil bumi yang sebelumnya sudah didoakan. Akibat pandemi Covid-19, kegiatan ini harus ditiadakan selama dua tahun, dan di tahun ini warga sangat antusias dalam Grebeg Besar.
Grebeg Besar biasa diadakan saat Idul Adha, dengan mengarak sepasang gunungan yang diberi nama jaler atau pria, dan wadon atau wanita. Kedua gunungan ini diarak dari keraton menuju ke Masjid Agung untuk didoakan. Ada makna yang terkandung dalam Grebeg Besar, yaitu bagaimana manusia menjadi manusia yang seutuhnya.
"Yang jelas, kaitannya dengan makna Idul Adha sendiri. Jadi, kita sebagai manusia tentunya di dalam idul kurban ini, juga harus ada pengorbanan jiwa kita," ujar Krat Muh. Mukhtarom Pujonagoro, Pengulu Tafsir Anom Keraton Kasunanan.
Sementara, warga yang berebutan gunungan meyakini adanya berkah dalam isi gunungan jaler. Mereka akan memanfaatkannya untuk kehidupan sehari-hari di rumah.
"Ikut ngalap (memohon) berkah aja. Katanya orang dulu, kalau dapat seperti ini bisa berkah selama setahun," tutur Rina rahayu, warga Sukoharjo
Tradisi Grebeg Keraton setiap tahun ada tiga, yakni Grebeg Syawal saat Hari Raya Idul Fitri, Grebeg Besar saat Hari Raya Idul Adha dan Grebeg Maulud atau Sekaten saat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
#grebegbesar #gunungan #keratonsurakarta
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.