BANGKOK, KOMPASTV - Thailand kekurangan sekitar 500.000 pekerja asing di sektor manufaktur dan jasa untuk mendukung pemulihan ekonomi dari pandemi, dimana pemerintah telah mencabut hampir semua pembatasan perjalanan dan bisnis terkait Covid-19.
Seperti dilansir Straits Times, Selasa (12/7/2022), kombinasi faktor termasuk perselisihan sipil di Myanmar dan wabah virus di negara tetangga menyebabkan lebih sedikit orang yang mencari pekerjaan di Thailand.
Sementara itu, permintaan staf meningkat, terutama di sektor yang terkait dengan pariwisata serta industri padat karya seperti konstruksi dan perikanan, di mana orang Thailand menolak pekerjaan karena upah rendah dan kondisi kerja yang sulit.
"Ini adalah masalah serius karena Thailand membutuhkan pekerja asing ini untuk membantu menggerakkan ekonomi," kata Poj Aramwattananont, wakil ketua Kamar Dagang Thailand.
"Kami akan membutuhkan lebih banyak pekerja ke depan karena kami memiliki banyak proyek infrastruktur besar. Kami juga memiliki banyak pekerjaan di sektor jasa yang perlu diisi."
Ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara ini berada di jalur pemulihan setelah mengalami kontraksi paling tajam dalam lebih dari dua dekade pada tahun 2020.
Baca Juga: Populasi Susut, Jepang Perlu Rekrut Pekerja Asing 4 Kali Lipat agar Ekonomi Tumbuh sesuai Target
Lebih dari 300.000 pekerja asing diperkirakan meninggalkan Thailand sejak pandemi dimulai, dengan hanya sekitar 20.000 yang kembali tahun ini di bawah kontrak bilateral antara Thailand dan beberapa rekan di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Sekitar 2,5 juta pekerja asing diperkirakan tinggal di Thailand sekarang, menurut Direktur Jenderal Departemen Ketenagakerjaan Piroj Chotikasatien.
Pemerintah baru-baru ini mengubah aturan untuk memungkinkan orang-orang dengan kewarganegaraan Laos, Myanmar, Vietnam, dan Kamboja yang sekarang bekerja secara ilegal di Thailand untuk mendaftar dan mendapatkan jalur ke sistem formal.
Ini juga memperpanjang izin kerja yang berakhir untuk sekitar 1,7 juta orang hingga 2025.
Sebanyak 500 orang dari negara tetangga kini melintasi perbatasan setiap hari untuk mencari pekerjaan di Thailand.
Jumlah itu akan segera meningkat menjadi 2.000 per hari, menurut perkiraan Departemen Ketenagakerjaan.
"Masalahnya bukan berapa banyak yang kita inginkan tetapi berapa banyak yang akan kita dapatkan karena negara lain seperti Jepang dan China juga membutuhkan tenaga kerja asing," kata Poj. "Kami memiliki pesaing."
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.