CHICAGO, KOMPAS.TV – Harga emas terjun ke posisi terendah sembilan bulan pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Hal ini disebabkan dolar AS yang meroket ke tertinggi dua dekade merobohkan daya tarik logam kuning sebagai tempat investasi yang aman di tengah ketidakpastian ekonomi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, anjlok 37,6 dolar AS atau 2,09 persen, menjadi ditutup pada 1.763,90 dolar AS per ounce.
Harga emas menyentuh level terendah sesi di 1.763,15 dolar AS -terendah sejak palung Oktober 2021 di 1.758 dolar AS.
Harga emas terperosok di bawah level kunci 1.800 dolar AS per ounce merupakan harga terendah sepanjang tahun ini, karena kekhawatiran resesi dan kenaikan suku bunga yang lebih cepat oleh sebagian besar bank-bank sentral telah mempercepat aksi jual.
Indikator teknis untuk emas sekarang sepenuhnya bearish, situasi ketika harga aset sedang mengalami penurunan. Ciri-ciri dari tren bearish adalah pesimisme dari para investor terhadap harga pasar yang terus menurun, sehingga jumlah permintaan atau pembelian aset pun semakin rendah.
Baca Juga: Harga Emas Antam Anjlok Sebesar Rp 12.000 Jadi Rp Rp 977.000 Per Gram
Adapun, harga emas berjangka tergelincir 5,8 dolar AS atau 0,32 persen menjadi 1.801,50 dolar AS per ounce pada Jumat (1/7/2022). Angka itu juga setelah jatuh 10,2 dolar AS atau 0,56 persen menjadi 1.807,30 dolar AS pada Kamis (30/6/2022), dan melemah 3,70 dolar AS atau 0,2 persen menjadi 1.817,50 dolar AS pada Rabu (29/6/2022).
Bursa Comex ditutup pada Senin (4/7/2022) untuk hari libur memperingati Kemerdekaan AS.
Indeks dolar, yang mengukur 'greenback' terhadap enam mata uang utama lainnya melonjak 1,5 persen menjadi di atas 106,5 poin, tertinggi sejak Desember 2002.
Dolar telah reli dengan beberapa pemberhentian sejak November tahun lalu karena taruhan kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve.
"Penguatan dolar AS telah menyebabkan harga emas menukik lebih jauh, dengan akibatnya turun secara nyata di bawah level 1.800 dolar AS per troy ounce," kata Analis Commerzbank, Carsten Fritsch, dilansir dari Antara.
Risalah dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Juni akan keluar pada Rabu waktu setempat, dan data bulanan penggajian non pertanian (NFP) AS akan dirilis pada Jumat (8/7/2022).
Kedua peristiwa tersebut dapat membawa volatilitas yang signifikan terhadap harga emas, menurut analis pasar.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 54,6 sen atau 2,78 persen, menjadi ditutup pada 19,121 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 20,6 dolar AS atau 2,36 persen, menjadi ditutup pada 850,7 dolar AS per ounce.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.