ONDO, KOMPAS.TV - Polisi Nigeria menyelamatkan 77 orang yang dikurung di gereja Nigeria, dan dipercaya beberapa dari mereka telah berada di sana selama beberapa bulan.
Insiden penyelamatan tersebut terjadi di sebuah gereja di negara bagian Ondo, dan beberapa orang yang dikurung adalah anak-anak.
Juru bicara kepolisian mengungkapkan, banyak dari mereka yang dikurung diberitahu mengenai Kedatangan Kedua Yesus Kristus pada April lalu.
Kedatangan Kedua adalah kepercayaan Kristen mengenai kembalinya Yesus Kristus setelah kenaikan Alkitab Surga.
Baca Juga: Gereja di Nigeria Kembali Diserang, Jemaah Dibunuh dan Diculik, Pasukan Keamanan Kalah Sigap
Penyelamatan itu dilakukan setelah seorang ibu mengeluhkan anaknya yang hilang dan ia berpikir mereka ada di gereja tersebut.
Polisi mengungkapkan, mereka menginvestigasi adanya kemungkinan penculikan massal setelah penyerbuan ke Gereja Whole Bible Believers di Valentino, Kota Ondo.
Pastur dari gereja tersebut, David Anifowoshe, dan wakilnya telah ditahan.
Sedangkan para korban telah dibawa dan dirawat oleh pihak berwenang.
“Investigasi awal mengungkapkan bahwa salah satu pastor, Josiah Pater Asumosa, seorang asisten pastur di gereja, adalah yang memberi tahu anggota bahwa pengangkatan akan terjadi pada April,” ujar petugas pers kepolisian, Funmilayo Odunlami dilansir dari BBC, Sabtu (3/7/2022).
Pengangkatan adalah kepercayaan umat Kristen akan dibawa ke Surga pada Kedatangan Kedua.
“Namun kemudian hal itu diubah menjadi September 2022, dan memberitahu anggota yang masih muda untuk menurut pada orang tua mereka di dalam Tuhan,” tambahnya.
Ia pun mengungkapkan, polisi telah menyelamatkan 26 anak-anak, delapan remaja dan 43 orang dewasa.
Baca Juga: Tragis, 31 Orang Termasuk Anak-anak dan Ibu Hamil Tewas Terinjak saat Belanja Gratis di Nigeria
Kecemasan umat Kristen di negara bagian itu meningkat sejak serangan mematikan di gereja lain.
Sedikitnya 50 orang tewas dalam penembakan massal dan serangan bom di gereja Katolik St. Francis di Kota Owo, 6 Juni lalu.
Otoritas federal mencurigai kelompok ISIS di negara Afrika Barat yang melakukan pembantaian itu.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.