WARSAWA, KOMPAS.TV - Tembok baru perbatasan antara Polandia dan Belarusia akhirnya selesai dibangun.
Namun, selesainya pembangunan tembok baru tersebut membuat Polandia dianggap telah menerapkan standar ganda.
Dikutip dari Sky News, tembok dengan tinggi 5,5 m dan terbentang 186 km didesain untuk menghentikan para pencari suaka yang lari dari daerah konflik dan kemiskinan di Timur Tengah.
Tetapi hal berbeda dilakukan Polandia terhadap jutaan pengungsi dari Ukraina yang datang karena serangan Rusia.
Baca Juga: China Terus Serang NATO, Menyebutnya Tantangan Sistematis bagi Perdamaian Dunia
Kritikan terhadap kebijakan Polandia pun datang dari penggiat hak asasi manusia (HAM), salah satunya Natalia Gebert.
“Jika Anda menolong pengungsi dari perbatasan Ukraina, Anda pahlawan. Tapi jika melakukannya di perbatasan Belarusia, Anda adalah penyelundup dan bisa dipenjara 8 tahun,” kata Gebert, yang merupakan pendiri organisasi untuk menolong pengungsi di Polandia.
Namun, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengeklaim bahwa tembok perbatasan itu krusial untuk membendung agresi Rusia.
Belarusia sendiri diketahui sebagai pendukung kuat Moskow saat Rusia melakukan penyerangan ke Ukraina.
Pasukan Rusia diketahui masuk ke Ukraina salah satunya melewati perbatasan Belarusia.
Darurat negara telah menghalangi jurnalis dan pekerja HAM untuk mengunjungi perbatasan tersebut.
Diperkirakan setidaknya 20 migran telah tewas di area hutan yang dingin dan penuh rawa.
Salah satu pengungsi yang berhasil menyeberang ke negara Uni Eropa mengatakan suhu di sana di bawah nol derajat, dan kekerasan kerap terjadi.
“Ada malam ketika saya pergi tidur di tanah kosong di hutan, berpikir tak akan bangun lagi,” ujar pria yang diketahui bernama Ali tersebut.
Baca Juga: Rusia Mengamuk Gegara PM Inggris Mengandaikan Putin sebagai Perempuan
Ali yang lari dari Suriah saat bisnisnya dihancurkan ISIS, mengatakan penjaga Polandia mendorongnya dari perbatasan enam kali.
Sedangkan penjaga Belarusia memukulinya, mencuri uangnya, dan memaksanya membuka baju di tengah musim dingin.
Menurut Human Rights Watch, Polandia secara tak sah, terkadang dengan kekerasan, mendorong para migran dan pencari suaka kembali ke Belarusia, di mana mereka menghadapi pelanggaran serius.
Hal itu termasuk pemukulan dan pemerkosaan oleh penjaga perbatasan dan pasukan keamanan lainnya.
Sumber : Sky News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.