KOMPAS.TV – Dalam beberapa tahun terakhir, penyakit pencernaan gastroesophageal reflux disease atau GERD ramai diperbincangkan.
Pada 2009, jumlah penderita GERD di Indonesia diperkirakan mencapai 4 juta orang. Angka tersebut diyakini terus meningkat seiring kecenderungan gaya hidup tidak sehat masyarakat.
Untuk diketahui, GERD terjadi ketika asam lambung mengalir balik ke kerongkongan. Kondisi ini dikenal dengan istilah refluks.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroentero hepatologi atau endoskopi, Dr. dr. Tjahjadi Robert Tedjasaputra, Sp.PD-KGEH, FINASIM, dari Siloam Hospitals Lippo Village menjelaskan refluks bisa dipicu oleh berbagai hal.
“Refluks terjadi akibat adanya gangguan pembersihan asam esofagus atau sebagian lambung menonjol ke dalam rongga dada (hiatal hernia),” ujar dr. Robert dalam video yang diterima Kompas TV, Kamis (23/6/2022).
Baca Juga: Apa Perbedaan Maag dan Gerd? Begini Penjelasannya
Selain itu, refluks asam lambung juga bisa terjadi karena kerusakan katup kerongkongan atau lower esophageal sphincter (LES).
dr. Robert mengatakan, kerusakan fungsi LES disebabkan peningkatan tekanan intraabdomen dan keterlambatan pengosongan lambung.
Karena itu, penderita GERD kerap merasa asam dan pahit di lidah atau panas di ulu hati hingga menjalar ke dada (heartburn).
Penderita GERD juga sering merasa mual, kembung, cepat kenyang, sakit ketika menelan (odinofagia), dan sulit menelan (disfagia). Bahkan, kondisi ini juga bisa menyebabkan produksi cairan ludah berlebih di dalam mulut.
Meski gejalanya cukup mengganggu, penderita GERD biasanya mengabaikan hal tersebut.
“Gejala GERD juga bisa terjadi di luar kerongkongan, seperti nyeri dada bukan karena serangan jantung (nonkardiak), batuk kronis, asma, dan peradangan yang menyebabkan pita suara membengkak sehingga suara menjadi serak atau laringitis,” jelas dr. Robert.
Diagnosis, penanganan, dan pencegahan
Sebetulnya, gejala serupa GERD bisa saja ditemukan pada penyakit pencernaan lain. Guna membedakannya, lanjut dr. Robert, pelayanan kesehatan akan meminta pasien mengisi kuesioner khusus.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.