JAKARTA, KOMPAS.TV - Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI) menyatakan dukungannya terhadap program minyak goreng rakyat kemasan sederhana, "Minyak Kita".
Ketua AIMMI Adiwisoko Kasman mengatakan, kebijakan itu sudah tepat. Pihaknya pun mendukung penuh program minyak kemasan sederhana dengan harga Rp14.000/liter tersebut.
"Rapat kali ini rasanya beda, pak menterinya senyum manis begitu. Jadi ini yang luar biasa, kita juga merasa tenang, tidak ada rasa tegang. Semua yang hadir di sini pulang pun pasti senyum, sehingga sudah pasti kami akan full power, semua akan membantu realisasi minyak goreng kemasan sederhana ini," kata Adiwisoko seperti dikutip dari Antara, Selasa (28/6/2022).
Baca Juga: Beli Minyak Goreng dengan Peduli Lindungi, YLKI : Harus Ada Analisis Profil Pengguna Smartphone
Dalam pertemuan dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Senin (27/6) kemarin, ia menyampaikan aspirasi dari produsen minyak goreng. Yaitu kepastian bahwa minyak goreng kemasan sederhana dengan harga Rp14.000/ liter ini hanya "Minyak Kita".
"Kemasan sederhana ini finalnya ada yang mengatakan tanpa merk, polos. Tapi kita mesti ada satu kepastian bahwa fix hanya satu yaitu 'Minyak Kita'. Saya sangat setuju. Dengan catatan yaitu harus SNI sesuai dengan aturan main. Saya rasa itu bagus sekali," ujarnya.
Ia menekankan, kepastian hanya ada merek "Minyak Kita" menjadi penting, agar tidak membuka kemungkinan pihak tidak bertanggungjawab berlaku curang dan main harga.
Baca Juga: Trending Tagar Tolak Beli Minyak Goreng Pakai NIK
"Kalau branded kemasan sederhana bisa disalah gunakan. Bisa ada oknum yang naikkan harga, kalau 'Minyak Kita' jelas, yang nakal main naikkan harga bisa ditindak," ucap Adiwisoko.
Pada kesempatan yang sama, Mendag Zulhas menyampaikan ada kompensasi bagi produsen yang ikut menyukseskan program "Minyak Kita". Yakni berupa kuota ekspor.
"Sebagai kompensasi, akan diberikan kuota ekspor CPO kepada produsen sawit yang mendukung program migor kemasan sederhana ini," tutur Zulhas.
Mendag Zulhas menyebut, dengan dibukanya keran ekspor CPO ini, maka kebutuhan produsen akan CPO akan meningkat. Hal itu diharapkan juga akan memberi dampak meningkatnya penyerapan Tandan Buah Segar (TBS) dari petani sawit pemerintah.
Baca Juga: Pemprov Papua Belum Mulai Sosialisasi Pembelian Minyak Goreng Curah dengan PeduliLindungi
"Kalau stok CPO di produsen tersalurkan baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun untuk ekspor, maka Tandan Buah Segar sawit petani akan terserap. Harga juga akan membaik," kata Zulhas.
Namun, ia menegaskan kebutuhan dalam negeri tetap jadi yang utama. Ia juga menyebut akan ada skema yang akan mengatur hal tersebut.
Mendag juga meminta produsen minyak goreng agar membeli sawit dari petani rakyat seharga minimal Rp1.600/per kg.
"Jangan sampai kondisi anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS) ini membuat petani sawit makin terpuruk," ujarnya.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.