KARANGASEM, KOMPAS TV - Tradisi mekare-kare atau perang pandan ini digelar warga Desa Adat Tenganan Pegeringsingan, Kabupaten Karangasem, Bali. Tradisi ini merupakan warisan leluhur yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
Tradisi perang pandan ini sebagai ritual persembahan dan penghormatan kepada Dewa Indra atau dewa perang. Para pemuda desa setempat dibagi menjadi dua kelompok, dengan membawa daun pandan berduri sebagai senjata dan tameng sebagai pelindung.
Daun pandan digunakan sebagai penjaga serta simbul pengendalian diri. Diiringi gamelan selonding, para pemuda saling menyerang menggunakan daun pandan tersebut. Setiap babak pertarungan akan berlangsung 5 sampai 7 menit, dan para peserta dilarang menyerang bagian lehar hingga wajah.
Meski terkesan berbahaya, namun tradisi ini justru mempererat para warga sekitar. Biasanya tradisi perang pandan digelar setiap satu tahun sekali pada sasih atau bulan kelima sesuai kalender adat Tenganan Pegringsingan.
Obat atau boreh kare yang dibuat dari ramuan khusus, sudah disiapkan untuk mengobati para peserta yang terluka.
Tradisi ini selalu mengundang antusias wisatawan yang berkunjung ke Desa Adat Tenganan Pegeringsingan. Tradisi perang pandan diakhiri dengan megibung atau makan bersama sebagai bentuk kebersamaan antar warga .
#tradisi #perangpandan #desatengananpegringsingan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.