JAKARTA, KOMPAS.TV- Perusahaan teknologi Kanada, BlackBerry, berhasil bangkit dari keterpurukan setelah kini fokus menjadi perusahaan penyedia layanan teknologi dan keamanan siber untuk mobil.
Padahal sebelumnya, bisnis ponselnya tergerus oleh ponsel berbasis Android, seperti Samsung. Blackberry
Dari fokus bisnis barunya itu, BlackBerry berhasil meraup pendapatan sebesar 168 juta dolar AS, hingga Mei 2022. Atau sekitar Rp2,48 triliun (asumsi kurs Rp14.800). Jumlah itu lebih tinggi dari perkiraan rata-rata analis sebesar 160,7 juta dolar AS.
Blackberry mendapat keuntungan dari melonjaknya permintaan kendaraan listrik dan teknologi mobil terkoneksi.
Pihak BlackBerry menyampaikan, pendapatan segmen Internet-of-Things (IoT) yang mencakup produk otomotif mengalami pertumbuhan paling cepat, yakni sebesar 19 persen.
Baca Juga: Biaya Hidup Kian Naik, Warga Inggris Pilih Berjudi dan Investasi Kripto
Sedangkan untuk segmen bisnis keamanan siber, BlackBerry mencetak kenaikan 6 persen karena banyaknya perusahaan yang memanfaatkan layanan cloud selama pandemi COVID-19.
Untuk mengembangkan bisnisnya, BlackBerry kini bermitra dengan sejumlah produsen otomotif ternama dunia. Seperti General Motors, Mercedes-Benz dan Toyota.
Produk otomotif yang dibuat BlackBerry antara lain fitur sistem bantuan pengemudi, infotainment, dan fitur mobil terkoneksi.
Perusahaan itu resmi menghentikan layanan ponselnya pada 4 Januari 2022. BlackBerry juga menghentikan dukungan untuk sistem operasi yang digunakan pada tablet mereka, BlackBerry PlayBook OS 2.1 dan versi terdahulu.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.