JAKARTA, KOMPAS.TV - Guru Besar Hukum Internasional Univeristas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana buka suara terkait rencana Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang akan mengunjungi Ukraina dan Rusia pada akhir Juni 2022.
Diketahui, Presiden Jokowi dijadwalkan menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kiev.
Baca Juga: Dikawal Militer, Jokowi akan Naik Kereta dan Pakai Helm hingga Rompi Antipeluru selama di Ukraina
Selain itu, Jokowi juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow.
Jokowi akan pergi ke dua negara tersebut setelah rampung mengikuti acara KTT G7 di Jerman pada 26 hingga 28 Juni 2022.
Menanggapi rencana itu, Hikmahanto mengatakan, sebenarnya yang dilakukan Indonesia menyambangi Ukraina dan Rusia bukanlah untuk mendamaikan dua negara yang sedang perang itu. Melainkan meminta mereka melakukan gencatan senajata.
"Sebenarnya yang dilakukan Indonesia bukanlah mendamaikan, tetapi bagaimana bapak presiden ketika ada di Kiev dan di Moskow bisa meminta dua negara itu melakukan gencatan senjata," kata Hikmahanto melalui keterangan video yang diterima di Jakarta, Kamis (23/6/2022).
Baca Juga: Jokowi Bakal Dikawal 39 Personel Pasukan Elite saat Temui Zelensky di Ukraina, Tim Dibagi 3 Regu
Hikmahanto mengungkapkan alasan Indonesia tidak dapat mendamaikan kedua negara tersebut. Menurut dia, upaya mendamaikan dua negara yang sedang perang bukanlah kompetensi Indonesia.
"Karena kalau mendamaikan berarti Indonesia seolah harus tahu betul tentang konflik. Padahal ini bukanlah kompetensi Indonesia," ucapnya.
Hikmahanto berpandangan perang di Ukraina tidak hanya melibatkan dua negara yang sedang bertikai. Tetapi, lebih dari itu.
"Perang di Ukraina itu tidak hanya perang antara Rusia dengan Ukraina, tetapi juga Rusia dengan Amerika Serikat dan sekutunya," ucap Hikmahanto.
Baca Juga: Siap ke Wilayah Perang, Pasukan Elite Jokowi akan Dilengkapi Senjata dan Amunisi Tak Terbatas
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.