JAKARTA, KOMPAS.TV – Memilih calon anggota legislatif dan calon presiden-wakil presiden (capres-cawapres) dapat meningkatkan elektabilitas partai politik (parpol).
Hal itu disampaikan oleh Hernowo, Wakil Redaktur Pelaksana Harian Kompas, menanggapi hasil survei tentang elektabilitas parpol yang digelar oleh Litbang Kompas pada Juni 2022, dalam diskusi di Space Twitter Kompas Data, Selasa (21/6/2022).
Menurut Hernowo, hasil survei tersebut tidak banyak berubah jika dibandingkan dengan survei yang sama pada Januari 2022.
“Tapi kalau kita lihat secara detail, apakah hasil Pemilu 2024 akan seperti ini? Tentunya tidak,” kata dia.
Menurutnya masih ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi, termasuk perubahan-perubahan suara, dan perubahan lain yang masih mungkin terjadi hingga 2024.
Sebab, ada banyak variabel yang mungkin masih bisa memainkan peran, misalnya sosok calon anggota legislatif hingga capres-cawapres yang diusung partai.
“Nah, terkait dengan itu, bagaimana cara memilih caleg, capres-cawapres yang sesuai kehendak rakyat?”
Baca Juga: Survei Litbang Kompas Elektabilitas PKB Tidak Meningkat, Ini Tanggapan Waketum Jazilul Fawaid
“Salah satu persoalan adalah partai politik cenderung dinilai tidak memiliki mkanisme yang jelas atau transparan dalam menentukan caleg atau menentukan capres-cawapres,” tuturnya.
Salah satu cara untuk meningkatkan elektabilitas, adalah bagaimana memperbaiki mekanisme perekrutan caleg atau capres-cawapres tersebut.
Dengan memberikan caleg atau capres-cawapres terbaik, menurut Hernowo, sebenarnya akan menguntungkan partai itu sendiri.
Ia berpendapat, sosok-sosok tersebut akan mempengaruhi juga tingkat orang memilih partai politik.
Hal lain yang bisa memengaruhi perolehan suara adalah permasalahan dalam konteks pemilu, seperti wajib pilih yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya.
Terkhusus untuk parpol, tantangan yang harus dihadapi adalah memperjelas visi dan misinya, serta memantapkan variabel-variabel pendukung.
Terlebih, berdasarkan hasil survei Litbang Kompas juga terliihat bahwa partai politik dan DPR menjadi lembaga yang paling tidak dipercaya atau citranya paling rendah.
Baca Juga: Penyebab Elektabilitas Partai pendukung Pemerintah Cenderung Stagnan dan Menurun
Ia juga menjelaskan bahwa hasil survei tersebut menunjukkan bahwa masih ada 16 persen responden yang belum menentukan pilihan.
“Sehingga secara kasat bisa menambah besar responden yang bisa diraih suaranya, dan tingkat loyalitas pemilih pada masing-msaing partai juga berbeda-beda,” tuturnya.
“Misalnya PKB tingkat loyalitasnya ada 81,6 persen, sementara Gerindra itu 60,2 persen, jadi perubahannya masih mungkin terjadi.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.