LYSYCHANSK, KOMPAS.TV - Pertempuran Rusia-Ukraina yang kini tengah terfokus di kawasan Donbass, timur Ukraina turut memanaskan tensi di daerah-daerah sekitar garis depan. Per Juni 2022, garis depan pertempuran antara Rusia-Ukraina masih membentang lebih dari 1.000 kilometer.
Salah satu kota yang menjadi titik terpanas pertempuran saat ini adalah Sievierodonetsk, kota besar terakhir di Oblast (daerah setingkat provinsi) Luhansk yang masih dikuasai Ukraina.
Tensi panas pertempuran pun merembet ke sekitar Sievierodonetsk yang gencar dibombardir Rusia. Di Lysychansk, sekitar 10 kilometer dari Sievierodonetsk, penduduk dan elemen pasukan Ukraina dalam kondisi siaga penuh.
Lysychansk dan Sievierodonetsk hanya dipisahkan oleh Sungai Siverskyi Donets. Sievierodonetsk telah hampir dikuasai sepenuhnya oleh Rusia dan separatis, serangan pun seringkali turut diarahkan ke Lysychansk.
Baca Juga: Kremlin Tak Mau Akui Perbatasan Asli Ukraina, Isyaratkan Caplok 4 Provinsi
Komandan Batalion Svoboda Ukraina Petro Kuzyk menyampaikan bahwa tank-tank Rusia menyerang Lysychansk dari jarak sekitar dua kilometer.
Kuzyk mengaku bersyukur atas bantuan militer negara-negara Barat yang membantu Ukraina mempertahankan Donbass. Namun, ia mengaku pasukan Ukraina butuh lebih banyak artileri berat untuk mengimbangi kekuatan Rusia.
“Kami butuh perlengkapan serius dan lebih banyak tank. Saat ini, kami sekadar mendapatkan perlengkapan untuk tentara infanteri. Hasilnya, kami harus bertempur dalam perang gerilya,” kata Kuzyk kepad Sky via Associated Press.
Pengakuan Kuzyk memperkuat alasan permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada pekan ini. Ketika disambangi para pemimpin Eropa di Kiev, Zelenskyy mengulangi lagi permintaan bantuan senjata berat untuk Ukraina.
Bantuan persenjataan dari Barat sendiri krusial bagi Ukraina untuk bertahan di Donbass. Pasukan Rusia yang menyerbu kawasan tersebut punya sumber daya dan persenjataan lebih lengkap.
Sejak akhir Maret lalu, Rusia memfokuskan operasi militer di kawasan Donbass usai gagal merebut Kiev pada awal invasi.
Pihak Ukraina menuduh Rusia menggunakan taktik bumi hangus untuk merebut Donbass. Hingga berita ini diturunkan, Moskow mengeklaim telah merebut setengah wilayah Donetsk dan hampir seluruh wilayah Luhansk, dua teritori yang diklaim separatis pro-Rusia.
Baca Juga: Media Jepang Sebut Efek Rusia-Ukraina ke Indonesia Bisa Dilihat dari Harga Indomie
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.