Inggris Digebuk Hungaria 0-4, Gareth Southgate Sakit Hati

WOLVERHAMPTON, KOMPAS.TV - Pelatih Timnas Inggris Gareth Southgate mengaku sakit hati usai timnya dilibas Hungaria di kandang sendiri.

The Three Lions digebuk dengan skor telak 0-4 dalam partai lanjutan Grup C UEFA Nations League A di Stadion Molineux, Wolverhampton, Rabu (15/6/2022) dini hari waktu Indonesia.

Ini adalah kekalahan terbesar Inggris di kandang selama 96 tahun terkini. Inggris terakhir kalah dengan margin empat gol di kandang pada 1928, dibekuk 1-5 oleh Skotlandia.

“Ketika Anda kalah telak dengan Inggris, itu terasa sangat, sangat menyakitkan. Ini adalah malam yang sulit bagi para pemain,” kata Southgate dalam konferensi pers pasca-pertandingan sebagaimana dikutip Associated Press.

Baca Juga: Jelang Piala Dunia 2022, Begini Peringatan Southgate untuk Pemain Manchester United

Southgate menerjunkan skuad pelapis kala menjamu Hungaria dini hari tadi. Sang pelatih memberi kesempatan kepada para pemain muda seperti Marc Guehi, Bukayo Saka, dan Conor Gallagher.

Kendati kalah memalukan, Southgate mengaku partai lawan Hungaria tidak akan merusak mentalitas pemain jelang Piala Dunia 2022.

Pelatih berusia 51 tahun itu menyebut The Three Lions masih punya kedalaman skuad untuk bersaing.

“Saya tidak berpikir bahwa itu (kekalahan dari Hungaria) merusak mentalitas para pemain karena mereka tidak dalam kekuatan penuh untuk pertandingan yang berujung kekalahan mereka dan itu adalah faktor kunci. Kami tahu punya kedalaman (skuad), kami memiliki sejumlah pemain menarik yang bisa diterjunkan,” kata Southgate.

Selain itu, kekalahan memalukan dari Hungaria semakin menjerumuskan anak asuh Southgate di dasar klasemen Grup C.

Setelah empat pertandingan, Harry Kane dan kawan-kawan baru mengumpulkan dua poin.

Pundi-pundi poin Inggris kalah dari Italia (5), Jerman (6), dan Hungaria (7). Apabila susunan klasemen ini bertahan hingga akhir musim, Inggris akan didegradasi ke UEFA Nations League B.

Baca Juga: Lolos Piala Asia 2023, Hal Ini Harus Dipersiapkan Timnas Indonesia agar Tak Hanya Jadi Penggembira