JENEWA, KOMPAS.TV - Taiwan memperingatkan China, serangan militer terhadap Taiwan akan berdampak lebih parah pada arus perdagangan global dibandingkan perang Ukraina.
Hal itu diungkapkan negosiator perdagangan utama Taipei John Deng, Selasa (14/6/2022), seperti dikutip Antara, Rabu (15/6).
Jika China menyerang Taiwan, kata John Deng, potensi gangguan bisa lebih buruk. Pasalnya, dunia bergantung pada Taiwan untuk chip yang digunakan pada kendaraan listrik dan telepon seluler.
"Gangguan pada rantai pasokan internasional, gangguan pada tatanan ekonomi internasional dan terhadap peluang untuk tumbuh akan jauh, jauh (lebih) signifikan daripada perang saat ini," kata Deng di sela-sela pertemuan tingkat menteri Organisasi Perdagangan Dunia WTO di Jenewa, Selasa (14/6).
"Akan ada kekurangan pasokan di seluruh dunia," ujar Deng.
Taipei melaporkan tidak ada tanda-tanda serangan militer segera dari China. Tetapi, Taiwan meningkatkan kesiagaannya sejak perang Ukraina dimulai.
Pemerintah China mengatakan ingin "penyatuan kembali secara damai". Tetapi, negeri tirai bambu itu pula mencadangkan 'pilihan lain' untuk Taiwan, yang dianggapnya sebagai provinsi China.
Pandangan tersebut sangat dibantah oleh pemerintah yang terpilih secara demokratis di Taipei.
Baca Juga: China Siap Perang Lawan AS, Bakal Terjadi Jika Washington Bantu Taiwan Merdeka
Taiwan mendominasi pasar global untuk produksi chip paling canggih dan ekspornya bernilai 118 miliar dolar atau setara Rp1.740 triliun tahun lalu.
Serangan Rusia ke Ukraina adalah pertama kalinya dalam sejarah pengawas perdagangan global dalam 27 tahun, ketika satu anggota WTO menyerang anggota yang lain.
Serangan itu memicu kenaikan harga komoditas dan larangan ekspor makanan, yang menyebabkan kekhawatiran akan kelaparan di negara-negara miskin.
WTO berharap mencapai paket kesepakatan, termasuk keamanan pangan. Namun, ketegangan yang ditimbulkan oleh perang dapat membuatnya lebih sulit, kata sumber-sumber perdagangan.
Taiwan, yang bergabung dengan Barat untuk memberi sanksi kepada Rusia, berpartisipasi dalam tepuk tangan meriah untuk delegasi WTO Ukraina.
WTO adalah salah satu dari sedikit organisasi multilateral di mana China dan Taiwan bekerja berdampingan sejak Beijing menghalangi partisipasinya di badan-badan lain.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.