JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah menargetkan tingkat kemiskinan ekstrem bisa mencapai nol persen pada 2024. Namun tugas tersebut memiliki tantangan dan butuh kerja sama semua pihak.
Menko PMK Muhadjir Effendy mengakui penghapusan kemiskinan ekstrem merupakan tantangan yang sangat berat.
Menurutnya jumlah kemiskinan ekstrem di Indonesia memang relatif kecil. Meski jumlah yang kecil, tidak menjamin lebih mudah diatasi.
Baca Juga: Angka Kemiskinan Ekstrem Indonesia Naik di 2021, Akankah Target 0 Persen pada 2024 Tercapai?
Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan ekstrem pada 2021 adalah 4 persen atau 10,86 juta jiwa. Sedangkan angka kemiskinan 26,5 juta atau 9,71 persen.
Muhadjir mengibaratkan, kemiskinan ini sebagai sepanci nasi. Ia menyebut kemiskinan ekstrem sebagai intip atau kerak dari nasi yang ada di panci.
Jumlahnya sedikit tetapi untuk dikerok atau diatasi lebih sulit.
"Justru kecil ini adalah merupakan kerak dari piramida kemiskinan. Karena dia kerak, maka daya ungkitnya membutuhkan energi sumber daya yang ekstra," ujar Muhadjir di acara launching Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, di Kantor Kemenko PMK, pada Selasa (14/6).
Baca Juga: Jokowi Terbitkan Inpres Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, Begini 3 Strategi Kebijakannya
"Ibarat ngeliwet, kemiskinan ektrem ini adalah intipnya. Mengerok intip jauh lebih sulit dari pada mengambil nasi yang di atasnya. Walaupun nasinya banyak ambilnya mudah. Tapi kalau sudah jadi intip, itu memang sulit untuk dikerok," sambungnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.